Monday, 8 June 2015

laporan observasi persepsi peserta didik



PERKEMBANGAN PERSEPSI PESERTA DIDIK
SEKOLAH DASAR NEGERI 6 PANJER

Laporan Observasi

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perkembangan Belajar
Peserta Didik

Dosen Pengampu:
Drs. Muh. Chmadani, M.Pd.
Moh Salimi, M.Pd.





Disusun Oleh:


Aniqotul Khusna                     K7114012
Chuswatun Chasanah              K7114026
Ika Sulistiyani                         K7114068
Ikasari                                      K7114069
Khomsatun Khoirun N            K7114087
Murcahyani                             K7114114
Rahmat Budiono                     K7114135



PROGRAM STUDI PGSD KAMPUS VI KEBUMEN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015

HALAMAN IDENTITAS

Judul Observasi           : Perkembangan Sosial Peserta Didik Sekolah Dasar Negeri   6 Kebumen
Tempat Observasi       : SDN 6 Panjer, Kec. Kebumen, Kab. Kebumen
Waktu Observasi         : Tanggal 5, 6, 12, 13 Mei 2015
Penyusun                     :
1.    Aniqotul Khusna                     K7114012
2.    Chuswatun Chasanah             K7114026
3.    Ika Sulistiyani                         K7114068
4.    Ikasari                                     K7114069
5.    Khomsatun Khoirun N           K7114087
6.    Murcahyani                             K7114114
7.    Rahmat Budiono                     K7114135

























BAB I
PENDAHULUAN

A.    Deskripsi Persepsi
Secara etimologis presepsi berasal dari bahasa latin preceptio, yang artinya menerima atau mengambil. Adapun proses dari persepsi itu sendiri adalah menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak (dalam Husnul, 2014)
Persepsi mempunyai banyak pengertian, diantaranya adalah:
1.      Menurut Joseph A. Devito
Persepsi adalah proses menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita.
2.      Menurut Nandhang Budiman
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian persepsi adalah proses masuknya pesan atau informasi melalui alat indera ke dalam otak.
Adapun teori perkembangan persepsi anak usia SD menurut Ernest Meumann yaitu:
1.      Fase Sintesis Fantastis (7-8 tahun)
Ciri-ciri :
Gambaran yang agak kabur dari peristiwa yang dilihat atau dialami hanya beberapa bagian dalam alam sadar selebihnya dipengaruhi oleh fantasi.
2.      Fase Analisis (8-12 tahun)
Ciri-ciri :
a.       Dapat membedakan sifat sesuatu atas bagian yang dikenal, akan tetapi tetap dalam hubungan keseluruhannya.
b.      Fase ini berangsur-angsur bergerser pada persepsi yang kongkret.
3.      Fase Sintesis Logis ( 12 tahun ke atas)
Ciri-ciri :
a.       Pengertian-pengertian dan faham intelektual menjadi matang menuju kepada kesempurnaannya.
b.      Sifat dan fungsi dihubungkan secara logis menjadi satu keseluruhan.
c.       Antara sifat, fungsi dan keadaan suatu hasil persepsi diadakan secara sintese (perhubungan penggabungan dan perpaduan yang logis).

B.     Tujuan Wawancara
1.      Memperoleh informasi/data tentang persepsi fase sintesis fantastis pada anak kelas I SD Negeri 6 Panjer Kebumen.
2.      Memperoleh informasi/data tentang persepsi fase analisis pada anak kelas V SD Negeri 6 Panjer Kebumen.

C.    Manfaat Wawancara
1.      Menambah pemahaman mahasiswa tentang persepsi anak umur 7-8 tahun dan 8-12 tahun.
2.      Mahasiswa memperoleh pengalaman ketika dihadapkan dengan anak Sekolah Dasar.
3.        Mahasiswa lebih mengembangkan daya nalar dalam melakukan observasi.
4.        Bahan persiapan menjadi guru profesional.

















BAB II
HASIL WAWANCARA


Berdasarkan observasi yang dilakukan di SD Negeri 6 Panjer terhadap siswa kelas 1 (satu) dan kelas 5 (lima) mengenai perkembangan persepsi pada anak SD didapatkan hasil sebagai berikut.
A.    Fase Sintesis Fantastis
Dalam observasi ini, dilakukan pada anak umur 7-8 tahun dengan objek anak kelas 1 (satu) SD yaitu yang berinisial R, D, dan A. Dari hasil observasi ini, didapatkan persepsi yang berbeda-beda antara anak yang satu dengan yang lain. Hal tersebut ditunjukkan dengan persepsi mereka terhadap ojek yang ditanyakan oleh observator.
Persepsi si R ketika ditanya oleh observator mengenai pesawat yaitu sesuatu yang berbentuk kecil dan berada di atas langit. Ketika ditanya apakah dia ingin menjadi pilot ternyata ia tidak ingin menjadi pilot karena R takut terhadap ketinggian. Persepsi R terhadap kota Jakarta yaitu Jakarta tempatnya jauh dan ia ingin jalan-jalan kesana. Persepsi R terhadap kartun doraemon yaitu tidak suka terhadap salah satu tokoh dikartun tersebut yaitu nobita karena menurut R, nobita sering dijahilin sama teman-tamannya dan memiliki sifat bodoh. Persepsi R terhadap es cream yaitu merupakan sesuatu yang dingin, enak, dan dia menyukai es krim rasa melon. Sedangkan ketika R ditanya mengenai cita-citanya saat ini, ia menjawab bahwa ia ingin menjadi seorang polisi karena kata bapaknya kalau menjadi seorang polisi bisa mendapat uang banyak.
Berdasarkan wawancara tersebut, sangatlah terlihat bahwa persepsi R terhadap pesawat masih dipengaruhi oleh khayalannya. Persepsi R terhadapkota jakarta yaitu masi sesuai dengan apa yang ia dengar saja. Persepsi R terhadap kartun doraemon masih dipengaruhi oleh apa yang ia lihat, sehingga ia tidak suka dengan tokoh kartun tersebut. Persepsi R terhadap es krim masih sesuai dengan apa yang ia rasakan. Sedangkan persepsi R mengenai cita-citanya masih mendapat pengaruh dari lingkungan sekitar. Hal itu terlihat ketika ia menjawab mengenai cita-cita masih mendapat pengaruh dari perkataan orang tuanya dan belum disesuikan dengan kemampuannya.  
Persepsi D terhadap pesawat yaitu pesawat itu terbang tinggi dilangit, ingin naik pesawat tetapi takut jatuh. Persepsi D terhadap kota Jakarta yaitu di kota Jakarta banyak gedung, banyak mobil, sering terjadi banjir. Ia juga sudah pernah ke Jakarta berkunjung ke tempat keluarganya bersama ibu dan nenek naik kereta. Persepsi D terhadap kartun doraemon yaitu tidak suka terhadap kartun tersebut, tidak suka menonton. D seringnya menonton kartun upin ipin yang anak kembar. Persepsi D terhadap es krim yaitu rasanya enak dan manis. Ia paling suka sama es krim rasa coklat. Ketika ditanya soal cita-cita, ia menjawab ingin menjadi seorang guru karena ingin seperti ibu Titi (guru kelas 1) dan juga tantenya yang berprofesi sebagai seorang guru.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap D anak kelas I, dapat diketahui bahwa persepsinya terhadap pesawat dan es krim sesuai dengan apa yang ia lihat dan ia rasakan. Persepsi D terhadap kota Jakarta sesuai dengan apa ia lihat. Sedangkan persepsinya terhadap cita-citanya sekarang yaitu masih sesuai dengan apa yang inginkan dan belum melihat kemampuan yang ia miliki.
Sedangkan persepsi A terhadap pesawat yaitu bisa terbang, sudah pernah naik pesawat ke rumah mbahnya dan ia tidak takut saat naik pesawat. Persepsi A terhadap kota Jakarta yaitu kota yang ramai, di Jakarta ada taman. Di taman itu ada bunga melati dan terdapat banyak binatang yaitu monyet, burung, macan, dan singa. Persepsi A terhadap tokoh kartun doraemon yaitu lucu, dan A sering menonton kartun tersebut tetapi tidak ingin minta sesuatu dari kantong doraemon. A paling suka dengan kartun masya karena lucu. Persepsi A terhadap es krim yaitu pahit dan ia tidak suka dengan es krim karena lagi batuk. A paling suka dengan susu SGM. Sedangkan ketika ditanya mengenai cita-cita, ia ingin menjadi seorang dokter karena suka main dokter-dokteran.
Berdasarkan hasil wawancara denga A, dapat diketahui bahwa persepsi anak tersebut terhadap es krim sesuai dengan hayalannya, yaitu es krim memiliki rasa pahit. Hal tersebut merupakan sesuatu yang kurang rasional dan masih bersifat hayalan. Persepsi A terhadap kartun doraemon masih dipengaruhi oleh apa yang ia lihat. Sedangkan menurut A, pesawat itu berdasarkan apa ia lihat dan ia rasakan. Persepsi A terhadap cita-cita masih berdasarkan khayalan.
Jadi, berdasarkan hasil wawancara terhadap anak kelas 1 SD Negeri 6 Panjer, mengenai fase sintesis fantastis didapatkan hasil bahwa persepsi mereka terhadap hal-hal yang kami tanyakan dipenuhi dengan jawaban-jawaban yang bersifat hayalan dan masih mendapat pengaruh dari lingkungan sekitar. Hal ini sesuai dengan teori perkembangan persepsi fase sintesis fantastis menurut Ernenst Meumann. 

B.     Fase Analisis
Dalam observasi ini, dilakukan pada anak umur 8-12 tahun dengan objek anak kelas V (lima) SD yaitu yang bernama M, K dan Z. Dari hasil observasi ini, didapatkan persepsi yang berbeda-beda antara anak yang satu dengan yang lain. Hal tersebut ditunjukkan dengan persepsi mereka terhadap ojek yang ditanyakan oleh observator.
Persepsi M mengenai balok dan kubus yaitu balok berbentuk persegi dan persegi panjang. Dengan jumlah bangun persegi 2 buah dan jumlah bangun persegi panjang 4 buah. Sedangkan kubus berbentuk persegi dengan 6 buah bangun persegi. Menurut M, contoh benda di kelas yang berbentuk balok yaitu kotak saran dan penghapus. Sedangkan contoh benda yang berbentuk kubus adalah dadu. Selanjutnya mengenai tabung terdiri dari 2 bangun yaitu persegi panjang dan lingkaran.sedangkan limas segitiga tersusun dari bangun segitiga dan segi empat. Berdasarkan pendapatnya tentang cerita Malin Kundang yang diketahuinya malin kundang memiliki sifat durhaka, tamak dan sombong. Dari cerita Malin Kundang dapat diambil pelajaran bahwa kita harus menghormati dan jangan durhaka terhadap orang tua. Cerita lain yang pernah didengarnya yaitu Timun Emas. Cerita Timun Emas menceritakan tentang seorang janda yang ingin memiliki anak yang kemudian diberi biji ketimun lalu ditanamnya dan setelah berbuah, buah yang paling besar berwarna emas keudian dipetik dan dibelah. didalam buah ketimun tersebut terdapat sorang bayi yang kemudian diberi nama Timun Emas. Dalam pertanyaan selanjutnya tentang struktur organisasi kelas yang ia ketahui yaitu (1) ketua kelas yang bertugas memimpin kelas. (2) wakil ketua yang bertugas membantu ketua kelas (3) sekertaris bertugas mencatat (4) bendahara bertugas menghitung uang iuran kelas (5) pembantu umum bertugas menjaga 3K (kebersihan, keamanan, dan kerapian). Berdasarkan wawancara terhadap M bahwa ia dapat membedakan antara balok dan kubus, dan ia dapat membedakan sifat-sifat yang dimiliki bangun tersebut. selaain itu, ia juga dapat menyebutkan contoh bangun tersebut secara konkret dalam kehidupan sehari-hari. Anak tersebut sudah bisa menceritakan secara runut cerita yang pernah ia dengar, serta mengnal sifat tokoh dan mengambil pelajaran dari  suatu cerita. Dia juga sudah bisa menyebutkan struktur organisasi yang ada dikelasnya dan menyebutkan tugas masing-masing.
Persepsi K tentang balok dan kubus yaitu balok bentknya persegi panjang dan kubus adalah persegi. Keduanya memiliki 12 rusuk, 6 sisi dan 8 titik sudut. Contoh bangun balok yaitu kardus, tempat pensil dan lemari. Sedangkan contoh bangun kubus yaitu dadu dan kotak saran. Susunan bangun tabung ada 2 yaitu persegi panjang dan 2 lingkaran. Sedangkan limas terdapat  limas segitiga yang terdiri dari bangun segitiga dan mempunyai 4 sisi. Limas segi empat terdiri dari bangun persegi dan segitiga yang memiliki 5 sisi. Pertanyaan selanjutnyayaitu tentang cerita Malin Kundang. Malin Kundang memiliki sifat sombong, durhaka dan jahat. Dari cerita tersebut dapat diambil pelajaran bahwa jadilah anak yang berbakti kepada orang tua.
Cerita lain yang pernah didengarnya yaitu cerita 7 Bidadari dan Jaka Tarub. Yang inti ceritanya yaitu ada 7 Bidadari yang datang ke bumi. pada saat mereka mandi di sungai, mereka meletakkan selendangnya di pinggir sungai. Kemudian jaka tarub mengambil salah satu selendang dari 7 Bidadari tersebut. Struktur organisasi kelas yang diketahuinya yaitu (1) ketua kelas yang bertugas memimpin kelas dan bertangguung jawab di kelas. (2) wakil ketua yang bertugas membantu ketua kelas (3) sekertaris bertugas menulis materi dan mengurus absensi (4) bendahara bertugas mengurus keuangan kelas (5) seksi pembantu pengurus bertugas mengurus perlengkapan di kelas. Berdasarkan wawancara terhadap K bahwa ia dapat membedakan antara balok dan kubus, dan ia dapat membedakan sifat-sifat yang dimiliki bangun tersebut. selaain itu, ia juga dapat menyebutkan contoh bangun tersebut secara konkret dalam kehidupan sehari-hari. Anak tersebut sudah bisa menceritakan secara runut cerita yang pernah ia dengar, serta mengnal sifat tokoh dan mengambil pelajaran dari  suatu cerita. Dia juga sudah bisa menyebutkan struktur organisasi yang ada dikelasnya dan menyebutkan tugas masing-masing.
Persepsi Z mengenai balok dan kubus yaitu balok terdiri dari 12 rusuk, 8 titik sudut, 6 sisi, 2 pasang sisi yang berbeda. Sedangkan kubus memiliki 12 rusuk, 8 titik sudut dan 6 sisi persegi yang sisinya sama. Contoh bangun balok yaitu tape, kotak obat,dan rak buku. Sedangakan contoh dari bangun kubus yaitu music book, alat peraga kubus, dan kotak kapur. Susunan dari tabung terdiri 3 bagian yaitu alas atas dan bawah berbentuk lingkaran dan bagian tengahnya berbentuk persegi panjang. Susunan dari bangun limas terdiri dari 4 penyusun yaitu segitiga. Pertanyaan selanjutnya mengenai sifat Malin Kundang yaitu sombong, jahat dan durhaka. Dari cerita tersebut dapat diambil pelajaran bahwa kita harus menghormati orang tua.
Cerita lain yang pernah didengarnya adalah cerita Cinderella. Cerita tersebut menceritakan Cinderella itu artinya debu. Ia tinggal ayah dan ibunya. Lalu ibunya meninggal dan  ayahnya nikah lagi. Ibu tirinya memiliki seorang anak. Ayahnya meninggal. Setelah ayahnya meninggal ia disiksa disuruh membersihkan rumah dan tidur di cerobong asap. Suatu hari terdapat pesta. Namun, ibu tirinya tidak membolehkan dirinya pergi ke pesta. Cindrella dibantu oleh ibu peri untuk datang ke pesta tersebut. di pesta setelah jam 12 malam ia pulang dan sepatunya tertinggal. Struktur organisasi kelas yang diketahuinya adalah  (1) ketua kelas yang bertugas bertanggung jawab terhadap  kelas. (2) wakil ketua yang bertugas membantu ketua kelas jika ada urusan (3) sekertaris bertugas menulis materi di papan tulis (4) bendahara bertugas mencatat keuangan kelas (5) seksi K3 bertugas menjaga keamanan, kebersihan dan kerapian. (6) anggota bertugas bertanggung jawab atas kelas.
Berdasarkan wawancara terhadap Z bahwa ia dapat membedakan antara balok dan kubus, dan ia dapat membedakan sifat-sifat yang dimiliki bangun tersebut. Selain itu, ia juga dapat menyebutkan contoh bangun tersebut secara konkret dalam kehidupan sehari-hari. Anak tersebut sudah bisa menceritakan secara runut cerita yang pernah ia dengar, serta mengnal sifat tokoh dan mengambil pelajaran dari  suatu cerita. Dia juga sudah bisa menyebutkan struktur organisasi yang ada dikelasnya dan menyebutkan tugas masing-masing.
Jadi berdasarkan hasil wawancara terhadap anak kelas 5 SDN 6 Panjer, mengenai fase analisis didapatkan hasil bahwa persepsi antara anak yang satu dengan yang lain terhadap hal-hal yang kami tanyakan dipenuhi dengan jawaban-jawaban yang mendekati logis. Mereka dapat membedakan sifat sesuatu atas bagian yang dikenal, akan tetapi tetap dalam hubungan keseluruhannya. Jawaban mereka berangsur-angsur mendekati kearah pandangan yang logis.














BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap siswa kelas I dan V SD Negeri 6 Panjer Kebumen didapatkan data/informasi sesuai dengan yang dibutuhkan.
Data dari anak kelas I (7-8 tahun) SD Negeri 6 Panjer yang ketika ditanya mengenai cita-cita, ia ingin menjadi seorang dokter karena suka main dokter-dokteran. Data ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Ernest Meumann yaitu teori perkembangan persepsi fase sintesis fantastis. Menurutnya fase tersebut ditandai dengan adanya gambaran yang agak kabur dari peristiwa yang dilihat atau dialami hanya beberapa bagian dalam alam sadar selebihnya dipengaruhi oleh fantasi.
Data dari anak kelas V (8-12 tahun) SD Negeri 6 Panjer yang dapat membedakan antara balok dan kubus, dan juga dapat membedakan sifat-sifat yang dimiliki bangun tersebut. Data ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Ernest Meumann mengenai perkemabangan persepsi fase analisis. Menurutnya salah satu ciri dari fase tersebut yaitu dapat membedakan sifat sesuatu atas bagian yang dikenal, akan tetapi tetap dalam hubungan keseluruhannya.










DAFTAR PUSTAKA

Akmal. 2011. Karakteristik Anak Usia SD. Diunduh dari http://wwwakmalcomkreatif.blogspot.com/2011/03/karateristik-anak-usia-sd.html pada tanggal 20 Mei 2015.

Budiman, N. 2006. Memahami Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Husnul. 2014. Psikologi tentang Persepsi. Diunduh dari http://husnulliutik. blogspot.com/2014/03/makalah-psikologi-tentang-persepsi.html pada tanggal 5 Juni 2015.

1 comment: