PERKEMBANGAN PERSEPSI PESERTA DIDIK
SEKOLAH DASAR NEGERI 6 PANJER
Laporan
Observasi
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Perkembangan Belajar
Peserta Didik
Dosen Pengampu:
Drs. Muh. Chmadani, M.Pd.
Moh Salimi, M.Pd.
Disusun Oleh:
Aniqotul Khusna K7114012
Chuswatun Chasanah K7114026
Ika Sulistiyani K7114068
Ikasari K7114069
Khomsatun Khoirun N K7114087
Murcahyani K7114114
Rahmat Budiono K7114135
PROGRAM STUDI PGSD KAMPUS VI
KEBUMEN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
HALAMAN
IDENTITAS
Judul
Observasi : Perkembangan Sosial
Peserta Didik Sekolah Dasar
Negeri 6 Kebumen
Tempat
Observasi : SDN 6 Panjer, Kec. Kebumen, Kab. Kebumen
Waktu
Observasi : Tanggal 5, 6, 12, 13 Mei
2015
Penyusun :
1. Aniqotul Khusna K7114012
2. Chuswatun Chasanah K7114026
3. Ika Sulistiyani K7114068
4. Ikasari K7114069
5. Khomsatun Khoirun N K7114087
6. Murcahyani K7114114
7. Rahmat Budiono K7114135
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Persepsi
Secara
etimologis presepsi berasal dari bahasa latin preceptio, yang artinya
menerima atau mengambil. Adapun proses dari persepsi itu sendiri adalah menafsirkan
stimulus yang telah ada didalam otak (dalam Husnul, 2014)
Persepsi mempunyai banyak pengertian, diantaranya
adalah:
1.
Menurut Joseph A. Devito
Persepsi
adalah proses menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera
kita.
2.
Menurut
Nandhang Budiman
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau
informasi ke dalam otak manusia.
Berdasarkan
pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian persepsi adalah proses masuknya
pesan atau informasi melalui alat indera ke dalam otak.
Adapun teori perkembangan persepsi anak usia
SD menurut Ernest Meumann yaitu:
1. Fase Sintesis Fantastis (7-8 tahun)
Ciri-ciri :
Gambaran yang
agak kabur dari peristiwa yang dilihat atau dialami hanya beberapa bagian dalam
alam sadar selebihnya dipengaruhi oleh fantasi.
2.
Fase Analisis
(8-12 tahun)
Ciri-ciri :
a.
Dapat
membedakan sifat sesuatu atas bagian yang dikenal, akan tetapi tetap dalam
hubungan keseluruhannya.
b.
Fase ini
berangsur-angsur bergerser pada persepsi yang kongkret.
3.
Fase Sintesis
Logis ( 12 tahun ke atas)
Ciri-ciri :
a.
Pengertian-pengertian
dan faham intelektual menjadi matang menuju kepada kesempurnaannya.
b.
Sifat dan
fungsi dihubungkan secara logis menjadi satu keseluruhan.
c.
Antara sifat,
fungsi dan keadaan suatu hasil persepsi diadakan secara sintese (perhubungan
penggabungan dan perpaduan yang logis).
B. Tujuan
Wawancara
1.
Memperoleh informasi/data tentang persepsi fase sintesis fantastis
pada anak kelas I SD Negeri 6 Panjer Kebumen.
2.
Memperoleh informasi/data tentang persepsi fase analisis pada anak
kelas V SD Negeri 6 Panjer Kebumen.
C. Manfaat
Wawancara
1.
Menambah
pemahaman mahasiswa tentang persepsi anak umur 7-8 tahun dan 8-12 tahun.
2.
Mahasiswa
memperoleh pengalaman ketika dihadapkan dengan anak Sekolah Dasar.
3.
Mahasiswa lebih
mengembangkan daya nalar dalam melakukan observasi.
4.
Bahan persiapan
menjadi guru profesional.
BAB II
HASIL WAWANCARA
Berdasarkan observasi yang dilakukan di SD Negeri 6 Panjer terhadap siswa
kelas 1 (satu) dan kelas 5 (lima) mengenai perkembangan persepsi pada anak SD
didapatkan hasil sebagai berikut.
A. Fase
Sintesis Fantastis
Dalam observasi ini, dilakukan pada anak umur 7-8 tahun
dengan objek anak kelas 1 (satu) SD yaitu yang berinisial R, D, dan A.
Dari hasil observasi ini, didapatkan persepsi yang berbeda-beda antara anak
yang satu dengan yang lain. Hal tersebut ditunjukkan dengan persepsi mereka
terhadap ojek yang ditanyakan oleh observator.
Persepsi si R ketika ditanya oleh observator mengenai pesawat yaitu
sesuatu yang berbentuk kecil dan berada di atas langit. Ketika ditanya apakah
dia ingin menjadi pilot ternyata ia tidak ingin menjadi pilot karena R
takut terhadap ketinggian. Persepsi R terhadap kota
Jakarta yaitu Jakarta tempatnya jauh dan ia ingin jalan-jalan kesana. Persepsi R terhadap kartun doraemon yaitu tidak suka terhadap salah
satu tokoh dikartun tersebut yaitu nobita karena menurut R, nobita sering
dijahilin sama teman-tamannya dan memiliki sifat bodoh. Persepsi R terhadap es cream yaitu merupakan sesuatu yang dingin,
enak, dan dia menyukai es krim rasa melon. Sedangkan ketika R ditanya mengenai
cita-citanya saat ini, ia menjawab bahwa ia ingin menjadi seorang polisi karena
kata bapaknya kalau menjadi seorang polisi bisa mendapat uang banyak.
Berdasarkan wawancara tersebut, sangatlah terlihat bahwa persepsi
R terhadap pesawat masih dipengaruhi oleh khayalannya. Persepsi R terhadapkota
jakarta yaitu masi sesuai dengan apa yang ia dengar saja. Persepsi R terhadap kartun doraemon masih dipengaruhi oleh apa yang
ia lihat, sehingga ia tidak suka dengan tokoh kartun tersebut. Persepsi R
terhadap es krim masih sesuai dengan apa yang ia rasakan.
Sedangkan persepsi R mengenai cita-citanya masih mendapat pengaruh dari
lingkungan sekitar. Hal itu terlihat ketika ia menjawab mengenai cita-cita
masih mendapat pengaruh dari perkataan orang tuanya dan belum disesuikan dengan
kemampuannya.
Persepsi D terhadap pesawat yaitu pesawat itu terbang
tinggi dilangit, ingin naik pesawat tetapi takut jatuh. Persepsi D
terhadap kota Jakarta yaitu di kota Jakarta banyak
gedung, banyak mobil, sering terjadi banjir. Ia juga sudah pernah ke Jakarta
berkunjung ke tempat keluarganya bersama ibu dan nenek naik kereta. Persepsi D terhadap kartun doraemon yaitu tidak suka terhadap
kartun tersebut, tidak suka menonton. D seringnya menonton kartun upin ipin
yang anak kembar. Persepsi D terhadap es krim yaitu rasanya enak dan manis. Ia paling
suka sama es krim rasa coklat. Ketika ditanya soal cita-cita, ia menjawab ingin
menjadi seorang guru karena ingin seperti ibu Titi (guru kelas 1) dan juga
tantenya yang berprofesi sebagai seorang guru.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap D anak kelas I, dapat
diketahui bahwa persepsinya terhadap pesawat dan es krim sesuai dengan apa yang
ia lihat dan ia rasakan. Persepsi D terhadap kota Jakarta sesuai dengan apa ia
lihat. Sedangkan persepsinya terhadap cita-citanya sekarang yaitu masih sesuai
dengan apa yang inginkan dan belum melihat kemampuan yang ia miliki.
Sedangkan persepsi A terhadap pesawat yaitu bisa terbang,
sudah pernah naik pesawat ke rumah mbahnya dan ia tidak takut saat naik
pesawat. Persepsi A terhadap kota Jakarta yaitu kota yang ramai, di Jakarta ada
taman. Di taman itu ada bunga melati dan terdapat banyak binatang yaitu monyet,
burung, macan, dan singa. Persepsi A terhadap tokoh kartun doraemon yaitu lucu,
dan A sering menonton kartun tersebut tetapi tidak ingin minta sesuatu dari
kantong doraemon. A paling suka dengan kartun masya karena lucu. Persepsi A
terhadap es krim yaitu pahit dan ia tidak suka dengan es krim karena lagi
batuk. A paling suka dengan susu SGM. Sedangkan ketika ditanya mengenai
cita-cita, ia ingin menjadi seorang dokter karena suka main dokter-dokteran.
Berdasarkan hasil wawancara denga A, dapat diketahui
bahwa persepsi anak tersebut terhadap es krim sesuai dengan hayalannya, yaitu
es krim memiliki rasa pahit. Hal tersebut merupakan sesuatu yang kurang
rasional dan masih bersifat hayalan. Persepsi A terhadap kartun doraemon masih
dipengaruhi oleh apa yang ia lihat. Sedangkan menurut A, pesawat itu
berdasarkan apa ia lihat dan ia rasakan. Persepsi A terhadap cita-cita masih
berdasarkan khayalan.
Jadi, berdasarkan hasil wawancara terhadap anak kelas 1
SD Negeri 6 Panjer, mengenai fase sintesis fantastis didapatkan hasil bahwa
persepsi mereka terhadap hal-hal yang kami tanyakan dipenuhi dengan
jawaban-jawaban yang bersifat hayalan dan masih mendapat pengaruh dari
lingkungan sekitar. Hal ini sesuai dengan teori perkembangan persepsi fase
sintesis fantastis menurut Ernenst Meumann.
B. Fase
Analisis
Dalam observasi ini, dilakukan pada anak umur 8-12 tahun dengan objek anak kelas V (lima) SD yaitu yang bernama M, K dan Z. Dari hasil observasi ini, didapatkan persepsi yang
berbeda-beda antara anak yang satu dengan yang lain. Hal tersebut ditunjukkan
dengan persepsi mereka terhadap ojek yang ditanyakan oleh observator.
Persepsi M mengenai balok dan kubus yaitu balok berbentuk persegi dan persegi
panjang. Dengan jumlah bangun persegi 2 buah dan jumlah bangun persegi panjang
4 buah. Sedangkan kubus berbentuk persegi dengan 6 buah bangun persegi. Menurut
M, contoh benda di kelas yang berbentuk balok yaitu kotak saran dan penghapus.
Sedangkan contoh benda yang berbentuk kubus adalah dadu. Selanjutnya mengenai
tabung terdiri dari 2 bangun yaitu persegi panjang dan lingkaran.sedangkan
limas segitiga tersusun dari bangun segitiga dan segi empat. Berdasarkan
pendapatnya tentang cerita Malin Kundang yang diketahuinya malin kundang
memiliki sifat durhaka, tamak dan sombong. Dari cerita Malin Kundang dapat
diambil pelajaran bahwa kita harus menghormati dan jangan durhaka terhadap
orang tua. Cerita lain yang pernah didengarnya yaitu Timun Emas. Cerita Timun
Emas menceritakan tentang seorang janda yang ingin memiliki anak yang kemudian
diberi biji ketimun lalu ditanamnya dan setelah berbuah, buah yang paling besar
berwarna emas keudian dipetik dan dibelah. didalam buah ketimun tersebut terdapat
sorang bayi yang kemudian diberi nama Timun Emas. Dalam pertanyaan selanjutnya
tentang struktur organisasi kelas yang ia ketahui yaitu (1) ketua kelas yang
bertugas memimpin kelas. (2) wakil ketua yang bertugas membantu ketua kelas (3)
sekertaris bertugas mencatat (4) bendahara bertugas menghitung uang iuran kelas
(5) pembantu umum bertugas menjaga 3K (kebersihan, keamanan, dan kerapian).
Berdasarkan wawancara terhadap M bahwa ia dapat membedakan antara balok dan
kubus, dan ia dapat membedakan sifat-sifat yang dimiliki bangun tersebut.
selaain itu, ia juga dapat menyebutkan contoh bangun tersebut secara konkret
dalam kehidupan sehari-hari. Anak tersebut sudah bisa menceritakan secara runut
cerita yang pernah ia dengar, serta mengnal sifat tokoh dan mengambil pelajaran
dari suatu cerita. Dia juga sudah bisa
menyebutkan struktur organisasi yang ada dikelasnya dan menyebutkan tugas
masing-masing.
Persepsi K
tentang balok dan kubus yaitu balok bentknya persegi panjang dan kubus adalah
persegi. Keduanya memiliki 12 rusuk, 6 sisi dan 8 titik sudut. Contoh bangun
balok yaitu kardus, tempat pensil dan lemari. Sedangkan contoh bangun kubus
yaitu dadu dan kotak saran. Susunan bangun tabung ada 2 yaitu persegi panjang
dan 2 lingkaran. Sedangkan limas terdapat
limas segitiga yang terdiri dari bangun segitiga dan mempunyai 4 sisi.
Limas segi empat terdiri dari bangun persegi dan segitiga yang memiliki 5 sisi.
Pertanyaan selanjutnyayaitu tentang cerita Malin Kundang. Malin Kundang
memiliki sifat sombong, durhaka dan jahat. Dari cerita tersebut dapat diambil
pelajaran bahwa jadilah anak yang berbakti kepada orang tua.
Cerita lain yang
pernah didengarnya yaitu cerita 7 Bidadari dan Jaka Tarub. Yang inti ceritanya
yaitu ada 7 Bidadari yang datang ke bumi. pada saat mereka mandi di sungai,
mereka meletakkan selendangnya di pinggir sungai. Kemudian jaka tarub mengambil
salah satu selendang dari 7 Bidadari tersebut. Struktur organisasi kelas yang
diketahuinya yaitu (1) ketua kelas yang bertugas memimpin kelas dan bertangguung
jawab di kelas. (2) wakil ketua yang bertugas membantu ketua kelas (3)
sekertaris bertugas menulis materi dan mengurus absensi (4) bendahara bertugas
mengurus keuangan kelas (5) seksi pembantu pengurus bertugas mengurus
perlengkapan di kelas. Berdasarkan wawancara terhadap K bahwa ia dapat
membedakan antara balok dan kubus, dan ia dapat membedakan sifat-sifat yang
dimiliki bangun tersebut. selaain itu, ia juga dapat menyebutkan contoh bangun
tersebut secara konkret dalam kehidupan sehari-hari. Anak tersebut sudah bisa
menceritakan secara runut cerita yang pernah ia dengar, serta mengnal sifat
tokoh dan mengambil pelajaran dari suatu
cerita. Dia juga sudah bisa menyebutkan struktur organisasi yang ada dikelasnya
dan menyebutkan tugas masing-masing.
Persepsi Z
mengenai balok dan kubus yaitu balok terdiri dari 12 rusuk, 8 titik sudut, 6
sisi, 2 pasang sisi yang berbeda. Sedangkan kubus memiliki 12 rusuk, 8 titik
sudut dan 6 sisi persegi yang sisinya sama. Contoh bangun balok yaitu tape,
kotak obat,dan rak buku. Sedangakan contoh dari bangun kubus yaitu music book,
alat peraga kubus, dan kotak kapur. Susunan dari tabung terdiri 3 bagian yaitu
alas atas dan bawah berbentuk lingkaran dan bagian tengahnya berbentuk persegi
panjang. Susunan dari bangun limas terdiri dari 4 penyusun yaitu segitiga.
Pertanyaan selanjutnya mengenai sifat Malin Kundang yaitu sombong, jahat dan
durhaka. Dari cerita tersebut dapat diambil pelajaran bahwa kita harus
menghormati orang tua.
Cerita lain yang
pernah didengarnya adalah cerita Cinderella. Cerita tersebut menceritakan
Cinderella itu artinya debu. Ia tinggal ayah dan ibunya. Lalu ibunya meninggal
dan ayahnya nikah lagi. Ibu tirinya
memiliki seorang anak. Ayahnya meninggal. Setelah ayahnya meninggal ia disiksa
disuruh membersihkan rumah dan tidur di cerobong asap. Suatu hari terdapat
pesta. Namun, ibu tirinya tidak membolehkan dirinya pergi ke pesta. Cindrella
dibantu oleh ibu peri untuk datang ke pesta tersebut. di pesta setelah jam 12
malam ia pulang dan sepatunya tertinggal. Struktur organisasi kelas yang
diketahuinya adalah (1) ketua kelas yang
bertugas bertanggung jawab terhadap
kelas. (2) wakil ketua yang bertugas membantu ketua kelas jika ada urusan
(3) sekertaris bertugas menulis materi di papan tulis (4) bendahara bertugas
mencatat keuangan kelas (5) seksi K3 bertugas menjaga keamanan, kebersihan dan
kerapian. (6) anggota bertugas bertanggung jawab atas kelas.
Berdasarkan
wawancara terhadap Z bahwa ia dapat membedakan antara balok dan kubus, dan ia
dapat membedakan sifat-sifat yang dimiliki bangun tersebut. Selain itu, ia juga
dapat menyebutkan contoh bangun tersebut secara konkret dalam kehidupan
sehari-hari. Anak tersebut sudah bisa menceritakan secara runut cerita yang
pernah ia dengar, serta mengnal sifat tokoh dan mengambil pelajaran dari suatu cerita. Dia juga sudah bisa menyebutkan
struktur organisasi yang ada dikelasnya dan menyebutkan tugas masing-masing.
Jadi berdasarkan
hasil wawancara terhadap anak kelas 5 SDN 6 Panjer, mengenai fase analisis
didapatkan hasil bahwa persepsi antara anak yang satu dengan yang lain terhadap
hal-hal yang kami tanyakan dipenuhi dengan jawaban-jawaban yang mendekati
logis. Mereka dapat membedakan sifat sesuatu atas bagian yang dikenal,
akan tetapi tetap dalam hubungan keseluruhannya. Jawaban mereka
berangsur-angsur mendekati kearah pandangan yang logis.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap siswa kelas I dan
V SD Negeri 6 Panjer Kebumen didapatkan data/informasi sesuai dengan yang
dibutuhkan.
Data dari anak kelas
I (7-8 tahun) SD Negeri 6
Panjer yang ketika ditanya
mengenai cita-cita, ia ingin menjadi seorang dokter karena suka main
dokter-dokteran. Data ini
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Ernest Meumann yaitu teori perkembangan persepsi fase sintesis fantastis. Menurutnya fase tersebut ditandai dengan adanya gambaran yang agak kabur dari peristiwa yang dilihat atau
dialami hanya beberapa bagian dalam alam sadar selebihnya dipengaruhi oleh
fantasi.
Data
dari anak
kelas V (8-12 tahun) SD
Negeri 6 Panjer yang dapat membedakan antara balok dan kubus,
dan juga dapat membedakan sifat-sifat yang dimiliki bangun tersebut. Data ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Ernest Meumann mengenai perkemabangan persepsi fase analisis. Menurutnya salah satu ciri dari fase tersebut yaitu dapat membedakan sifat sesuatu atas bagian yang dikenal, akan
tetapi tetap dalam hubungan keseluruhannya.
DAFTAR PUSTAKA
Akmal. 2011. Karakteristik Anak Usia SD. Diunduh dari
http://wwwakmalcomkreatif.blogspot.com/2011/03/karateristik-anak-usia-sd.html pada tanggal 20 Mei 2015.
Budiman, N. 2006. Memahami Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Husnul. 2014. Psikologi tentang Persepsi. Diunduh
dari http://husnulliutik.
blogspot.com/2014/03/makalah-psikologi-tentang-persepsi.html pada tanggal 5 Juni 2015.
bagus artikelnya kak, kunjung balik ya kak,
ReplyDeleteazzahra tempat berbagi makalah geratis