Sunday, 21 September 2014

Makalah Perkembangan Alam pikir Manusia sejak jaman purba sampai sekarang



TUGAS
ILMU ALAMIAH DASAR
PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA
(Sejak Zaman Purba sampai Dewasa Ini)
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar
Dosen Pengampu : Warsiti, M.Pd

Disusun oleh:
1.     MURCAHYANI (K7114114/33)
2.     RAHMAT BOEDIONO( / )
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2014





BAB II
PEMBAHASAN
A.           Rasa Ingin Tahu
Manusia adalah makhluk yang sempurna karena manusia terlahir ke dunia ini di bekali dengan akal pikiran oleh sang pencipta, akal ini digunakan untuk berpikir dalam membedakan antara yang hak dan yang bathil dan akal inil pula yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Dengan akal inilah manusia selalu mempunyai rasa ingin tahu akan segala hal, termasuk alam semesta ini.
Manusia ingin tahu bagaimana proses penciptaan dunia ini sehingga mereka melakukan berbagai penelitian, dengan berbagai penelitian yang mereka lakukan ini menghasilkan berbagai cabang ilmu pengetahuan salah satunya adalah ilmu pengetahuan alam dengan melakukan pengamatan terhadap gejala alam yang ada kemudian semakin bertambah pula pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Ilmu pengetahuan alam ini bermula dari rasa ingin tahu manusia.

a.       Perkembangan Alam Pikiran Manusia
Menurut Ibnu Mas’ud dan Joko Paryono, manusia sebagai makhluk hidup mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Memiliki organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otak
2.      Mengadakan pertukaran zat, yakni zat yang masuk dan keluar
3.      Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan dari luar
4.      Memiliki potensi berkembang biak
5.      Tumbuh dan bergerak
6.      Berinteraksi dan dengan lingkungnnya
7.      Mati
Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk di kombinasikan dengan pengetahuannya yang baru sehingga menjadi suatu akumulasi pengetahuan. Sebagai contoh kita bayangkan saja manusia pada zaman dulu ketika ingin menyampaikan suatu berita atau kabar mereka mengirimkan surat, akan tetapi pada zaman sekarang mereka menggunakan alat yang lebih canggih seperti handphone, internet dan lain-lain.

b.      Mitos
Perkembanagan selanjutnya adalah manusia berusaha memenuhi kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam pikirannya, karena manusia merasa tidak puas dengan pengamatan dan pengalaman mereka saja.
Oleh karena itu, manusia merekayasa jawaban-jawaban atas keingintahuannya. Seperti pelangi, apakah pelangi itu? Karena mereka tidak bisa menjawab maka mereka merekayasa jawaban sendiri, mereka merekayasa jawaban bahwa pelangi adalah para bidadari. Sehingga diyakini pelangi adalah bidadari, pengetahuan yang muncul ini dan keyakinan itulah yang di sebut mitos.
Timbulnya mitos disebabkan oleh keterbatasan manusia sebagai makhluk ciptaan yang tidak bisa mengetahui segalanya. Keterbatasan ini disebabkan karena alat indra manusia sangat terbatas.
1.      Alat Penglihatan
Benda yang terlalu jauh dari jangkauan penglihatan, benda yang bergerak terlalu cepat sehingga tidak jelas, partikel yang terlalu kecil sehingga tidak terlihat dan lain sebagainya.

2.      Alat Pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran, yaitu dari frekuensi 30 sampai 30.000 per detik.

3.      Alat Pencium dan Pengecap
Manusia hanya bisa membedakan 4 macam rasa.

4.      Alat Perasa
Alat perasa manusia hanya bisa membedakan panas dan dingin saja.

C.      Mitos Antar Pro dan Kontra
Pada zaman dahulu mitos di percaya oleh masyarakat karena keterbatasn pengalaman dan pemikiran mereka, oleh karena itu mitos adalah jawaban yang memuaskan bagi mereka. Akan tetapi karena manusia mempunyai sifat yang selalu ingin tahu maka sebagian di antara mereka terus mencari jawabannya. Sehingga mareka menemukan jawabannya, dan lambat laun mitos hilang dan di tinggalkan masyarakat.

Berikut adalah para pelopor  perubahan pola pikir pada masa Yunani Kuno:
1.      Anaximander (610-546 SM)
Seorang pemikir yang berpendapat bahwa alam semesta ayng kita lihat berbentuk seperti bola dan bumi sebagai pusatnya.

2.      Anaximenes (560-520 SM)
Berpendapat bahwa unsur dasar pembentukan semua benda adalah air, teori ini merupakan teori pertama tentang tranmutasi unsur-unsur. Akan tetapi, teori ini ditentang oleh Herakleitos (560-470 SM) karena Herakleitos berpendapat bahwa apilah yang menyebabkan adanya transmutasi.

3.      Pythagoras (± 500 SM)
Berpendapat bahwa sebenarnya unsur dasar membentuk benda itu ada 4, keempat unsur dasar itu adalah tanah, api, udara dan air.

4.      Empedokles (480-430 SM)
Empedokles menyempurnakan teori Pythagoras dengan memperkenalkan adanya tenaga penyekat atau tarik menarik dan tenaga pemisah atau tolak menolak, kedua tenaga inilah yang mempersatukan atau memisahkan keempat unsur.

5.      Plato (427-347 SM)
Menurut Plato keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya merupakan suatu dupliakat saja dari sesuatu yang kekal dan immateria.

6.      Aristoteles (348-322 SM)
Aristoteles berpendapat sama dengan Anaximander bahwa bumi itu bulat dan merupakanpusat dari alam semesta yang beredar mengelilinginya.

B.      Alam Semesta
Menurut orang Babylonia (± tahun 700-600 SM) alam semesta merupakan suatu ruangan yang terselungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit beserta bintang adalah atapnya. Akan tetapi dengan perkembangan zaman dan semakin lengkap alat untuk penelitian maka terdapat berbagai teori tentang terbentuknya alam semesta.
Ilmu pengetahuan alam semakin berkembang, dan manusia terus mencoba menjelaskan mengenai benda-benda yang terdapat di alam semesta ini yang belum diketahuinya. Astronomi merupakan ilmu pengetahuan tertua yang menjelaskan tentang alam.

Berikut adalah beberapa teori tentang terbentuknya alam semesta

1.      Teori Dentuman atau teori
ledakan
big-bang.jpg







Teori ini mengutarakan bahwa adanya suatu masa yang sangat besar, meledak dengan hebatnya akibat adanya reaksi inti.

2.      Teori Ekspansi dan Kontraksi
images.jpg








Teori ini diambil berdasarkan adnya suatu siklus dari alam semesta ayitu masa ekspansif dan masa kontrksi. Teori ekspansi dan kontraksi menguatkan asumsi bahwa partikel berasl dari paralel yang ada pada zaman dulu.

C.       Manusia dan Alam
Manusia dan alam keduanya memiliki korelasi yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Proses simbiosis mutualisme yang terjadi antara alam semesta dan manusia akan terus berlangsung selama manusia memperlakukan alam sewajarnya.denagn logika dan etika manusia mencoba membuka dan memecahkan segala kebenaran yang terkandung pada penciptaan alam semesta. Dengan kesibukan mereka yang hanya dapat berpikir tanpa memberiakan solusi yang secara tidak langsung menyebabkan eksploitasi alam yang banyak terjadi dan telah menyebabkan ketidakseimbangan alam itu sendiri sehingga keberadaan dan keadaan alam tidak dapat di prediksikan. Manusia diciptakan ke dunia ini:

a.       Sebagai pemanfaat dan penjaga kelestarian alam
Allah telah melengkapi manusia dengan potensi-potensi rohaniah yang lebih daripada makhluk-makhluk hidup lainnya, terutama patensi akal. Maka manusia dibebani tugas, yaitu untuk memanfaatkan alam ini dengan sebaik-baiknya serta menjaga dan melestarian alam ini dan di larang untuk merusaknya.

b.      Sebagai peneliti alam
Allah memerintahkan kepada manusia agar menggunakan akalnya untuk mempelajari alam semesta dan dirinya sendiri, disamping untuk kemanfaatan hidupnya juga untuk mengagungkan nama Tuhannya yang telah menciptakan dirinya.
c.       Sebagai khalifah (penguasa) dimuka bumi
Manusia diberi kedudukan oleh Tuhan sebagai penguasa, pengatur kehidupan di bumi
ini.
d.
      Sebagai makhluk yang paling tinggi dan paling mulia
e.
       Sebagai hamba Allah
f.
       Sebagai makhluk yang bertanggung jawab
g.
       Sebagai makhluk yang dapat di didik dan mendidik.






































A.           Perkembangan Alam Pikir Manusia Purba Kala Sampai Sekarang

          Prasejarah atau nirleka (nir: tidak ada, leka: tulisan) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di mana catatan
sejarah yang tertulis belum tersedia. Zaman prasejarah dapat dikatakan bermula pada saat terbentuknya alam semesta, namun umumnya digunakan untuk mengacu kepada masa di mana terdapat kehidupan di muka Bumi dimana manusia mulai hidup.
          Batas antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa prasejarah adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman prasejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir sekitar tahun 4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga pada saat itu, bangsa Mesir sudah memasuki zaman sejarah. Zaman prasejarah di Indonesia diperkirakan berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai, sekitar abad ke-5, dibuktikan dengan adanya prasasti yang berbentuk yupa yang ditemukan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur baru memasuki era sejarah.
          Karena tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman prasejarah, keterangan mengenai zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang seperti paleontologi, astronomi, biologi, geologi, antropologi, arkeologi. Dalam artian bahwa bukti-bukti pra-sejarah hanya didapat dari barang-barang dan tulang-tulang di daerah penggalian situs sejarah.
Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang. Zaman batu ini diperiodisasi lagi menjadi 4 zaman, antara lain:
1.             Zaman Batu Tua (Palaeolitikum)
          Zaman batu tua (palaeolitikum) disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya, periode ini disebut masa food gathering (mengumpulkan makanan), manusianya masih hidup secara nomaden (berpindah-pindah) dan belum tahu bercocok tanam.
Terdapat dua kebudayaan yang merupakan patokan zaman ini, yaitu:
1.      Kebudayaan Pacitan (Pithecanthropus)
2.      Kebudayaan Ngandong, Blora (Homo Wajakinensis dan Homo Soloensis)
Alat-alat yang dihasilkan antara lain: kapak genggam/perimbas (golongan chopper/pemotong), Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa dan Flakes dari batu Chalcedon (untuk mengupas makanan)
2.      Zaman Batu Tengah (Mesolithikum)
1.       Ciri zaman batu tengah (Mesolithikum):
a. Nomaden dan masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan)
b.  Alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum yakni masih merupakan alat-alat batu kasar.
c.  Ditemukannya bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjoken Mondinger      (sampah dapur)
d.  Alat-alat zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble), Kapak pendek (hache Courte) Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah.
d.  Alat-alat diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores.
e.  Alat-alat kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris Sous Roche antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan alat-alat dari tulang.

2.      Tiga bagian penting kebudayaan Mesolithikum:
a. Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari Kjoken Mondinger)
b. Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)
c. Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus Roche)
3. Manusia pendukung kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua--Melanosoid
 3.      Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Ciri utama pada zaman batu Muda (neolithikum) adalah alat-alat batu buatan manusia sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Alat-alat yang dihasilkan antara lain:
1.      Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan,
2.      Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa,
3.      Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa,
4.      Pakaian dari kulit kayu
5.      Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda)
Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria), Austro-Asia (Khamer-Indocina).
4.              Zaman Batu Besar (Megalithikum)
Zaman ini disebut juga sebagai zaman megalithikum. Hasil kebudayaan Megalithikum, antara lain:
1. Menhir: tugu batu yang dibangun untuk pemujaan terhadap arwah-arwah nenek moyang.
2. Dolmen: meja batu tempat meletakkan sesaji untuk upacara pemujaan roh nenek moyang 3. Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk lesung bertutup)
4. Punden berundak: tempat pemujaan bertingkat
5. Kubur batu: peti mati yang terbuat dari batu besar yang dapat dibuka-tutup
6. Arca/patung batu: simbol untuk mengungkapkan kepercayaan merek










ZAMAN LOGAM

         Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari
logam di samping alat alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas:

1.             Zaman Perunggu
Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (pusat kebudayaan) ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.
Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :
a.  Kapak Corong (Kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas) ditemukan di Sumatera   Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian
b.  Nekara Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai maskawin. Ditemukan di Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti
c.  Benjana Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.
d.  Arca Perunggu ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur) dan Bogor (Jawa Barat)

2.       Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:
a. Mata Kapak bertungkai kayu
b. Mata Pisau
c. Mata Sabit
d. Mata Pedang
e. Cangkul
Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur).Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah.
         Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalitikum, yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalitikum justru pada zaman logam.
Secara umum penemuan fosil manusia dari jaman ke zaman terbagi atas tiga kelompok, yaitu manusia kera, manusia purba dan manusia modern.
Yang perlu diingat adalah bahwa teori ini hanya dugaan dan tidak terbukti kebenarannya karena teori evolusi telah runtuh. Fosil manusia lama yang ditemukan bisa saja bukan fosil manusia atau manusia yang memiliki bentuk ciri tubuh yang unik, atau bahkan hasil rekayasa.



A.      Manusia Kera dari Afrika Selatan

1.       Australopithecus Africanus
Australopithecus africanus ditemukan di desa Taung di sekitar Bechunaland ditemukan oleh Raymond Dart tahun 1924. Bagian tubuh yang ditemukan hanya fosil tengkorak kepala saja.
2.             Paranthropus Robustus dan Paranthropus Transvaalensis
Dua penemuan tersebut ditemukan di daerah Amerika Selatan dengan ciri isi volume otak sekitar 600 cm kubik, hidup di lingkungan terbuka, serta memiliki tinggi badan kurang lebih 1,5 meter. Kedua fosil menusia kera tersebut disebut australopithecus.

B.      Manusia Purba / Homo Erectus
1.       Sinanthropus Pekinensis
          Sinanthropus pekinensis adalah manusia purba yang fosilnya ditemukan di gua naga daerah Peking negara Cina oleh Davidson Black dan Franz Weidenreich. Sinanthropus pekinensis dianggap bagian dari kelompok pithecanthropus karena memiliki ciri tubuh atau badan yang mirip serta hidup di era zaman yang bersamaan. Sinanthropus pekinensis memiliki volume isi otak sekitar kurang lebih 900 sampai 1200 cm kubik.

2.       Meganthropus Palaeojavanicus / Manusia Raksasa Jawa
          Meganthropus palaeojavanicus ditemukan di Sangiran di pulau jawa oleh Von Koningswald pada tahun 1939 - 1941.

3.       Manusia Heidelberg
          Manusia heidelberg ditemukan di Jerman

4.       Pithecanthropus Erectus
          Pithecanthropus erectus adalah manusia purba yang pertama kali fosil telang belulang ditemukan di Trinil Jawa Tengah pada tahun 1891 oleh Eugene Dubois. Pithecanthropus erectus hidup di jaman pleistosin atau kira-kira 300.000 hingga 500.000 tahun yang lalu. Volume otak Pithecanthropus erectus diperkirakan sekitar 770 - 1000 cm kubik. Bagian tulang-belulang fosil manusia purba yang ditemukan tersebut adalah tulang rahang, beberapa gigi, serta sebagian tulang tengkorak.

C.      Manusia Modern
          Pengertian atau arti definisi manusia modern adalah manusia yang termasuk ke dalam spesies homo sapiens dengan isi volum otak kira-kira 1450 cm kubik hidup sekitar 15.000 hingga 150.000 tahun yang lalu. Manusia modern disebut modern karena hampir mirip atau menyerupai manusia yang ada pada saat ini atau sekarang.
1.      Manusia Swanscombe - Berasal dari Inggris
2.       Manusia Neandertal - Ditemukan di lembah Neander
3.       Manusia Cro-Magnon / Cromagnon / Crogmanon - Ditemukan di gua Cro-Magnon,     
          Lascaux Prancis. Dicurigai sebagai campuran antara manusia Neandertal dengan
          manusia Gunung Carmel.
4.       Manusia Shanidar - Fosil dijumpai di Negara Irak
5.       Manusia Gunung Carmel - Ditemukan di gua-gua Tabun serta Skhul Palestina
6.       Manusia Steinheim - Berasal dari Jerman



ZAMAN PURBA

A.      Kehidupan Manusia Masa Berburu dan Meramu

1.       Zaman Berburu dan Meramu Tingkat awal

          Zaman ini terjadi ketika zaman Paleolithikum atau disebut juga zaman batu tua. Pada zaman ini manusia hidup dengan menggantungkan dirinya penuh pada alam. Mereka belum bertempat tinggal menetap tetapi masih berpindah-pindah (nomaden). Hidup dengan cara berburu binatang dan mengumpulkan makanan. Manusia pada zaman ini belum mengenal kepercayaan dan cara berpikir mereka masih sangat sederhana, buktinya yaitu alat-alat yang dihasilkan pada zaman ini masih sangat sederhana, kasar, dan hanya bersifat praktis. Zaman ini berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang lalu. Manusia yang hidup pada zaman ini antara lain, Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus, dan Homo Erectus.

2.       Zaman Berburu dan Meramu Tingkat Lanjut

          Zaman ini terjadi ketika zaman Mesolithikum atau disebut juga zaman batu tengah. Pada masa ini manusia sudah hidup menetap meskipun sementara (semi sedenter). Hidupnya sudah tidak menggantungkan penuh pada alam. Alat yang dihasilkan sudah tidak mutlak bersifat praktis, unsur estetikanya mulai muncul. Zaman ini berlnagsung kira-kira 20.000 tahun yang lalu. Manusia yang hidup pada masa ini adalah jenis Homo.

B.        Kehidupan Manusia Masa Bercocok Tanam

          Jenis manusia yang hidup pada masa ini sudah mencapai taraf Homo Sapien penuh artinya jenis manusia yang cerdas atau manusia yang tingkat pemikirannya sudah meningkat jauh dari pada jenis manusia sebelumnya. Awalnya mereka sangat menggantungkan kehidupannya pada alam tetapi lama-kelamaan karena persediaan alam terbatas maka mereka berusaha untuk mengadakan persediaan makanan yang cukup hingga mereka tidak perlu mengembara lagi. Kemampuan mengadakan persediaan makanan ini bisa ditempuh melalui:
1. Menanam tumbuh-tumbuhan tertentu
2. Menyimpan atau mengawetkan makanan
3. Menjinakkan binatang
          Manusia pada masa ini menghasilkan kebudayaan Neolithikum, Megalithikum, gerabah, mata panah dan perhiasan. Manusia pada masa ini juga sudah memiliki kepercayaan. Inti kepercayaan pada masa ini adalah penghormatan dan pemujaan terhadap roh, terutama terhadap roh nenek moyang (animisme).

C.      Kehidupan Masa Perundagian

          Masa perundagian adalah masa di mana masyarakatnya sudah banyak terdapat golongan undaginya. Pada masa ini manusia memiliki kemampuan baru yaitu kemampuan dalam peleburan bijih logam dan pembuatan alat-alat dari logam (perunggu dan besi). Inilah yang merupakan pembeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pada masa ini terjalin hubungan dengan daerah-daerah sekitar kepulauan Indonesia yang mendorong meningkatkan kemampuan Indonesia. Masyarakat pada masa ini juga sudah mempunyai norma-norma.



C.       Keadaan Manusia Menjelang Zaman Prasejarah

Menjelang masuknya pengaruh budaya India (Hindu-Budha) atau masa perundagian akhir, masyarakat Indonesia sudah memiliki tata kehidupan yang teratur dan berkebudayaan cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat bahwa mereka telah:
1. Pandai bercocok tanam
2. Pandai berlayar
3. Memiliki pengetahuan perbintangan (astronomi)
4. Pandai membuat bangunan Megalithik
5. Pandai menenun dan membuat pakaian dari serat kayu
6. Pandai membuat alat-alat dari logam
7. Mengenal kepercayaan animism, dinamisme, dan totemisme
8. Kehidupannya sudah menetap
9. Pandai membuat gerabah
10. Keseniannya sudah berkembang


ZAMAN YUNANI

Zaman Yunani yaitu antara 600 SM-200 SM. Dalam zaman ini proses-proses perkembangan know how tetap mendasari kehidupan sehari-hari, tetapi lebih maju dari zaman-zaman sebelumnya. Dalam bidang pengetahuan, sikap dan pemikiran yang sekedar menerima apa adanya, terjadi perubahan besar, dan perubahan ini dianggap sebagai dasar ilmu pengetahuan modern. Pada zaman ini muncul tokoh-tokoh filsafat antara lain, Thales, Phytagoras, Aristoteles, Archimedes, dll.


ZAMAN MODERN

Pada permulaan abad ke -14, di Negara-negara Eropa mulai terjadi perkembangan ilmu pengetahuan. Sejak zaman itu sampai sekarang Eropa menjadi pusat kemajuan ilmu pengetahun alam. Perkembangan ilmu pengetahuan menjadi sangat pesat ketika muncul buku yang berjudul Novum Organum yang ditulis oleh Francis Bascon (1560-1626). Buku ini menjelaskan tentang landasan empiris dalam mengembangkan pengetahuan dan penegasan ilmu pengetahuan dengan metodenya.
Jika dilihat dari segi metodologi dan psikologi, seluruh ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada:
1.
      Pengamatan dan pengalaman manusia terus-menerus
2.
      Pengumpulan data terus-menerus yang dilakukan secara sistematis
3.
      Analisis data yang dilakukan dengan berbagai cara
4.
       Penyusunan teori-teori dan penyusunan ramalan-ramalan sehubungan dengan teori
tersebut.
5.
      Percobaan untuk menguji ramalan tersebut.
Percobaan ini akan menghasilkan beberapa kemungkinan, yaitu benar dan salah. Jika salah, ada kemungkinan untuk mencari kesalahan berfikir, sehingga ada kemungkinan juga untuk memperbaiki kesalahan tersebut.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan modern memiliki suatu sistem yang di dalamnya terkandung pengoreksian diri, yang memungkinkan adanya tahap untuk menuju kebenaran dan kesempurnaan.

1 comment:

  1. http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/11/liburan-mewah-senilai-harga-rumah-setya.html
    http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/11/penjualan-saham-inter-kepada-china.html
    http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/11/kamboja-tolak-mentah-mentah-bantuan.html

    Tunggu Apa Lagi Guyss..
    Let's Join With Us At Dominovip.com ^^
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
    - BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
    - WHATSAPP : +62813-2938-6562
    - LINE : DOMINO1945.COM
    - No Hp : +855-8173-4523

    ReplyDelete