BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sumber daya manusia yang berkualitas
merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat,
makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa
terpisah dengan masalah pendidikan
bangsa.
Menurut Mulyasa “Setidaknya terdapat
tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar
dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia
(SDM) yakni sarana gedung, buku yang berkualitas, guru dan tenaga
kependidikan yang profesional. Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap
keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu
perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di
dalam kelas guru melaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan
kegiatan mengelola kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa atau segala usaha
membantu murid dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebaliknya, masalah pengelolaan
berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian
rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan
efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan demikian pengelolaan kelas
yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif. Di kelas, segala aspek pendidikan pengajaran bertemu dan
berproses.
Guru dengan segala kemampuannya,
siswa dengan segala latar belakang dan sifat-sifat individualnya, kurikulum
dengan segala komponennya, dan materi serta sumber pelajaran dengan
segala pokok bahasanya bertemu dan berpadu dan berinteraksi di kelas. Bahkan
hasil dari pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di
kelas. Oleh sebab itu sudah selayaknyalah kelas dikelola dengan baik, profesional,
dan harus berlangsung terus-menerus.
Djamaroh
menyebutkan ”Masalah yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah
pengelolaan kelas. Hal tersebut dikarenakan
bahwa dalam satu kelas para
siswa adalah merupakan makhluk sosial yang mempunyai latar belakang yang
berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari aspek kecerdasan, pisikologis,
biologis. Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang
melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan pengelolaan kelas?
2. Apa saja tujuan pengelolaan kelas?
3. Apa yang dimaksud dengan pengorganisasian kelas?
4. Apa saja macam-macam pengorganisasian kelas?
5. Bagaimana penilaian pembelajaran SD berbasis KBK?
C. Tujuan
1.
Menjelaskan definisi
pengelolaan kelas.
2.
Untuk mengetahui tujuan
pengelolaan kelas
3.
Menjelaskan definisi
pengorganisasian kelas
4.
Untuk mengetahui macam-macam
pengorganisasian kelas
5.
Dapat menjelaskan penilaian
pembelajaran SD berbasis KBK
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan
Pengorganisasian di SD
1. Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan
kelas merupakan gabungan dari dua kata yaitu kata pengelolaan dan kata kelas.
Pengertian pengelolaan pada umumnya yaitu kegiatan-kegiatan meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan dan penilaian. “Pengelolaan adalah proses yang memberikan
pengawasaan kepada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan
pencapaian tujuan” Dekdibut (dalam Rajman 1997:11).
Sedangkan definisi kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan
belajar bersama yang mendapat pembelajaran dan pembelajar (Hamalik, 2007).
Sedangkan Ahmad (1995) menyatakan kelas ialah ruangan belajar dan atau
rombongan belajar.
Pengelolaan
kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar
mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga
dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. (Dr. Suharsimi
Arikunto, Pengelolaan Kelas dan siswa : 1987 : 68).Menurut E. Komar dan
Uus Rusnadi Pengelolaan kelas adalah kegiatan mengatur tata ruang kelas untuk
pengajaran dan menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi.Pengelolaan kelas
adalah usaha dari pihak guru untuk menata kehidupan kelas yang dimulai dari
perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur dan sumber belajarnya,
lingkungannya untuk memaksimalkan efisiensi masalah-masalah yang mungkin
timbul. (Cece wijaya dan A. Tabrani Rusyar, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses
Belajar Mengajar, 1992 : 113)
Jadi, dari beberapa pendapat diatas
dapat disimpulkan bahwa pengertian pengelolaan kelas yaitu kegiatan yang
terencana yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal, membangun iklim sosio-emosional yang
positif serta menciptakan suasana hubungan interpersonal yang baik. Sehingga
diharapkan proses belajar dan mengajar dapat berjalan secara efektif dan
efisien, sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Guru
harus memiliki kompetensi pengelolaan kelas yang baik agar tercipta suasana
belajar yang menarik, menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran dan
meningkatkan kualitas pembelajaran dan menciptakan, memelihara, dan
mengendalikan kondisi belajar yang optimal bagi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif, serta
dapat membangun hubungan sosio-interpersonal yang baik antara guru dengan
murid, serta antara murid dengan guru. Dan jika guru tidak memiliki kompetensi
pengelolaan kelas yang baik, proses belajar mengajar tidak akan berjalan secara
optimal karena kompetensi sangat diperlukan dalam pengelolaan kelas.
Pengaruh
kemampuan guru dalam pengelolaan kelas yang baik akan meningkatkan potensi
belajar siswa, mutu pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan tersebut,
serta mutu proses pembelajaran, hal ini tergantung dari kemampuan guru dalam
penyampaian materi kepada siswa. Dan jika guru tidak mempunyai kemampuan
pengelolaan kelas yang baik, akan mengakibatkan prestasi belajar siswa rendah,
tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan dan akan
menghambat proses belajar mengajar, karena kondisi kelas yang kurang optimal.
2. Tujuan Pengelolaan Kelas
Setiap
guru yang melakukan fungsi pengelolaan di dalam kelas tentu mempunyai
tujuan-tujuan khusus yang bermuara pada terciptanya kondisi belajar yang ideal
selama proses pembelajaran berlangsung. Secara khusus, tujuan-tujuan
pengelolaan kelas antara laiun:
a. Membuat
siswa belajar semaksimal mungkin sesuai potensi yang dipunyainya
Setiap guru harus menyadari bahwa
semua siswa memiliki potensi belajar yang berbeda-beda. Tugas guru adalah
mengoptimalkan potensi yang mereka miliki sehingga dengan pembelajaran yang
siswa lakukan, mereka dapat belajar sebaik-baiknya. Manajemen kelas yang baik
dan efektif memungkin proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan
memungkinkan siswa menggunakan semaksimal mungkin potensi yang mereka miliki.Sebuah kerugian yang besar jika dalam
pelaksanaan pengajaran, siswa tidak belajar secara maksimal karena adanya
hambatan-hambatan belajar yang diakibatkan karena lemahnya manajemen kelas yang
dilakukan oleh guru.
b.
Menghilangkan atau mereduksi
hambatan-hambatan pembelajaran
Manajemen kelas yang baik akan dapat
menghilangkan atau paling tidak mereduksi (mengurangi) hambatan-hambatan
belajar yang selalu akan muncul selama proses pembelajaran berlangsung. Proses
pembelajaran dapat terhambat oleh beragam sebab. Di dalam sebuah kelas
misalnya, hambatan bisa saja muncul dari salah satu siswa yang
mungkin membuat keributan sehingga mengganggu proses pembelajaran seluruh siswa
di kelas itu. Guru yang handal akan dapat memanajemen hal ini sehingga hambatan
yang muncul karena keributan atau gangguan tersebut tidak berlangsung sampai
parah, atau bahkan dapat dihindarkan muncul saat semua siswa aktif belajar.
c.
Pengaturan lingkungan fisik,
sosial dan emosional sehingga siswa dapat mendukung belajar siswa
Dalam
melakukan manajemen kelas, seorang guru harus dapat mengelola banyak hal. Salah
satu hal penting yang berkaitan dan berpengaruh dalam manajemen kelas adalah
lingkungan belajar siswa. Lingkungan belajar siswa pada suatu kelas dapat
berupa lingkungan fisik seperti bagaimana susunan meja dan kursi, letak papan
tulis, letak alat dan bahan, hingga sumber pembelajaran. Selain itu lingkungan
sosial dan emosional juga merupakan hal yang amat penting dalam memanajemen
kelas. Bagaimana tingkah laku guru di kelasnya akan membentuk atmosfer yang
khas. Seharusnya atmosfer yang tercipta adalah atmosfer yang mendukung proses
pembelajaran berlangsung efektif. Guru yang ramah, terbuka, dan tanggap
terhadap kebutuhan siswanya dan segera memfasilitasi hal-hal pada tempatnya
akan dapat membentuk lingkungan sosial emosional yang kondusif untuk
pengajarannya dan proses pembelajaran anak.
d.
Membimbing siswa berdasarkan
karakteristik dan kebutuhan mereka masing-masing
Siswa
datang dari beragam jenis keluarga. Mereka tinggal di lingkungan yang berbeda.
Mereka terlahir dari ayah dan ibu yang berbeda, sehingga semua perbedaan itu
membentuk karakteristik yang unik pada diri setiap siswa. Ini berarti bahwa
tidak ada siswa yang identik. Semuanya berbeda-beda, dan guru harus mampu memenuhi
kebutuhan mereka semua dalam kaitan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas.
Menyelami karakteristik setiap siswa akan dapat membawa guru untuk mengerti apa
sesungguhnya kebutuhan belajar mereka masing-masing. Manajemen kelas yang
dilakukan guru seharusnya akan membantu guru untuk tujuan pemenuhan kebutuhan
masing-masing siswa yang berkarakteristik unik ini.
3. Pengertian Pengorganisasian kelas
Pengorganisasian
kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan,
memahami, mendiaknosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas
terhadap aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam organisasi kelas adalah
sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan seleksi dan
kreatif (Lois V.Johnson dan Mary A.Bany, 1970). Organisasi kelas memberi makna
penting bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas yang optimal.
Pengorganisasian kelas Secara umum dapat dipandang dari dua sudut yaitu dalam
arti sempit (tradisional) yakni kelas dilihat sebatas ruangan tempat sejumlah
murid belajar. Sedangkan dalam arti luas (modern) yaitu suatu masyarakat kecil
dari sekolah yang terorganisisr menjadi unit kerja system belajar mengajar
dengan orientasi pencapaian tujuan.
4. Macam-Macam Pengorganisasian
Kelas
Pengorganisasian kelas menyangkut empat
aspek, yaitu :
1.
Organisasi
Intrakelas dan Ekstrakelas
Kegiatan Intrakelas (intrakurikuler) adalah kegiatan
pelajaran yang dilaksanakan guru dalam jam sekolah atau ketika berlangsungnya
jam pelajaran. Sedangkan Kegoatan ekstrakelas (ekstrakurikuler) adalah kegiatan
pelajaran di luar waktu jam sekolah atau jam pelajaran biasa, seperti :
kegiatan olahraga, kesenian, kepramukaan, PMR, dan sebagainya.
2.
Organisasi
Kegiatan Pelajaran
Guru yang baik dan administrativ minded senantiasa mempersiapkan
dirinya dan selalu berencana dalam kegiatan pembelajarannya. Kegiatan
administratif pelajaran adalah persiapan pelajaran, pelaksanaan pelajaran dan
akhir pelajaran.
a.
Persiapan
pelajaran
Kegiatan administrasif pertama dan
utama sebagai prasarat mutlak bagi kegiatan guru profesional adalah
merencanakan bahan pengajaran. Dalam persiaspan mengajar, guru perlu merumuskan
aspek-aspek sebagai berikut :
1.
Tujuan bahan pelajaran, yaitu apa
yang hendak dicapai dengan bahan pelajaran ini, di kelas ini, saat ini.
2.
Skop dan sistematika bahan
pelajaran, yaitu lamanya bahan dan urutan bahan yang akan diajarkan.
3.
Metode pengajaran, yaitu cara yang
digunakan guru untuk menyampaikan bahan pelajaran.
4.
Alat peraga pelajaran, yang
berfungsi melancarkan komunikasi dalam rangka interaksi guru-siswa
5.
Buku Sumber pelajaran yang digunakan
guru untuk metode pengajaran atau segi pendidikan yang diajarkan.
6.
Evaluasi pelajaran, yaitu alat-alat
evaluasi yang digunakan untuk menilai sejauh mana tujuan pelajaran telah
tercapai.
b.
Pelaksanaan
pelajaran
Pelaksanaan dari semua yang telah
dipersiapkan guru merupaklan puncak evaluasi terhadap kewenangan seorang guru,
apakah ia qualified (cakap), semi-qualified (sedang), atau non-qualified
(tidak cakap) di bidang keguruan pada umumnya dan bidang manajemen khususnya.
Dari sudut manajerial, proses penyampaian bahan pelajaran
dapat menjadi lebih efektif dalam kondisi berikut :
1.
Terciptanya suasana “rapport” yaitu
tidak ada kekakuan dan ketegangan di kelas, sehingga suasana kelas terasa luwes
atau intim.
2.
Distribusi tanggung jawab terhadap
tugas rutin dapat dipercayakan guru kepada siswa sebagai pengalaman belajar
yang bermanfaat, misalnya : membagi-bagikan alat pelajaran, mengumpulkan kertas
pekerjaan ulangan, menyimpan alat pelajaran, dan sebagainya.
3.
Diskriminasi problem kelas, yaitu
membedakan problem-problem yang dihadapi siswa dan memperhitungkan tindakan
yang diambil.
4.
Mengembangkan espirit de corps
kelas, yaitu kesatuan dan persatuan dalam kelas sehingga terpelihara semangat
kelas dan disiplin kelas yang baik dan terwujud kerja sama (cooperation)
yang harmonis antgara guru dan siswa juga antara siswa dan siswa.
c.
Akhir
pelajaran
Di setiap akhir pelajaran
dilaksanakan evaluasi yang bersifat timbal balik, yaitu dari guru kepada siswa
dan dari siswa ke murid
3.
Organisasi
Personal Siswa
Demi efektivitas manajemen kelas
yang baik, siswa perlu diorganisasikan dengan cara berikut:
a.
Pengorganisasian
Kelas
Siswa di kelas perlu diorganisasikan
sehingga mampu menciptakan pemerintahan sendiri. Hal ini dimaksudkan bahwa guru
telah memenuhi fungsi manajerial dalam kepemimpinan, yaitu membina sifat dan
kesanggupan untuk memimpin siswanya.
b.
Penempatan
Kelas
Dalam penempatan siswa di kelas,
perlu diperhatikan faktor-faktor diantaranya : Jenis kelamin dan gangguan
indera siswa.
c.
Penugasan
Siswa
Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam teknik pelaksanaan penugasan siswa yaitu:
1.
Tugas harus sesuai dengan kemampuan
siswa
2.
Tidak terlalu banyak memberikan
tugas seperti PR. Tugas hendaknya sedikit dan efektif.
3.
Tidak sering memberikan tugas,
sesuaikan dengan tujuan pelajaran, situasi dan kondisi.
d.
Pembimbingan
Siswa
Bimbingan dan penyuluhan (guidance
dan conseling) bagi siswa merupakan fungsi educational yang tidak
dapat dipisahkan dari fungsi manajerial guru.
Tujuan bimbingan dan penyuluhan di
sekolah ialah agar siswa dapat mewujudkan dirinya sendiri (self realization),
misalnya:
1.
Mengatasi kesulitannya sendiri atas
kemampuan sendiri;
2.
Mengambil keputusan sendiri atas
tanggung jawabnya sendiri;
3.
Mandiri; dan sebagainya.
Sedangkan pola pembimbingan yang
perlu diperhatikan guru ialah:
1.
Pola “authoritative”; guru
menganggap dirinya lebih ahli secara aktif dan direktif memberikan pengarahan
serta nasihat tanpa banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan
pertimbangan;
2.
Pola “non-directive”; siswa diterima
guru sebagaimanma adanya dan diberi kesempatan untuk mencurahkan isi hati
sebebas-bebasnya tanpa pengarahan;
3.
Pola “non-authoritative”; guru
dipandang berwibawa oleh siswa, namun tidak bertindak otoriter.
Dari ketiga pola tersebut, pola
“non-authoritative”lah yang harus dikembangkan, pengarahannya dilakukan secara
tidak langsung, siswa dibimbing untuk menyadari problemnya, kemudian terarahkan
untuk mengatasinya sendiri.
4.
Pengaturan
Fasilitas Fisik Siswa
Aspek yang harus diperhatikan dalam pengorganisasian
fasilitas fisik kelas adalah pengaturan alat pelajaran, pengaturan ruangan dan
tata usaha kelas.
Untuk lebih jelasnya, uraiannya adalah sebagai berikut :
1.
Pengaturan
Alat Pelajaran
Alat pelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi dua , yaitu:
a.
Menurut statusnya:
1.
Permanen (alat yang menetap pada ruangan
kelas). Misalnya listrik, papan tulis, dan sebagainya.
2.
Movable
(alat yang
bisa dipindahkan). Misalnya : meja, kursi, peta, InFocus dan sebagainya.
b.
Menurut fungsinya
Seperti alat –alat audio visual,
olahraga, kesenian, kerajinan tangan, kesehatan, alat tulis (kapur, pensil,
spidol), alat lukis (jangka, segitiga, mistar), buku pelajaran, grafik, dan
sebagainya.
Tujuan pengaturan alat pelajaran agar mudah ditemukan dan
lancar digunakan.
2.
Pengaturan
ruangan
a)
Penataan ruang dan alat
pengajaran
Pengaturan ruang belajar dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan :
Pengaturan ruang belajar dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan :
1. Ukuran dan bentuk kelas
2. Bentuk serta ukuran bangu dan meja siswa
3. Jumlah siswa didalam kelas
4. Jumlah siswa didalam setiap kelompok
5. Jumlah kelompok didalam kelas
6. Komposisi siswa dalam kelompok (seperti : siswa pandai dengan siswa kurang pandai. Pria dengan wanita).
7. Besarnya runagan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan. Jika ruangan tersebut memepergunakan hiasan, pakailah hiasan-hiasan yang mempunyai nilai pendidikan.
2. Bentuk serta ukuran bangu dan meja siswa
3. Jumlah siswa didalam kelas
4. Jumlah siswa didalam setiap kelompok
5. Jumlah kelompok didalam kelas
6. Komposisi siswa dalam kelompok (seperti : siswa pandai dengan siswa kurang pandai. Pria dengan wanita).
7. Besarnya runagan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan. Jika ruangan tersebut memepergunakan hiasan, pakailah hiasan-hiasan yang mempunyai nilai pendidikan.
b)
Pengaturan tempat duduk
Berdasarkan pengaturan tempat duduk diantaranya :
1. Berbasis sejajar
2. Pengelompokan yang terdiri atas 8 – 10 orang
3. Setengah lingkaran seperti dalam teater
4. Berbentuk lingkaran
5. Individual yang biasanya terlihat diruang baca atau perpustakaan
6. Adanya dan tersedianya ruang yang sifatnya bebas di kelas disamping bangku tempat duduk diatur.
Berdasarkan pengaturan tempat duduk diantaranya :
1. Berbasis sejajar
2. Pengelompokan yang terdiri atas 8 – 10 orang
3. Setengah lingkaran seperti dalam teater
4. Berbentuk lingkaran
5. Individual yang biasanya terlihat diruang baca atau perpustakaan
6. Adanya dan tersedianya ruang yang sifatnya bebas di kelas disamping bangku tempat duduk diatur.
c)
Pemeliharaan
keindahan ruangan kelas
Ini dimaksudkan agar ruangan menjadi
menyenangkan, indah, menarik dan memberikan kesan artistik. Pada prakteknya
siswa dapat dipartisipasikan dalam pemeliharaan keindahan kelasnya.
d) Pemeliharaan
kebersihan ruangan kelas
Selain indah da menarik, hendaknya ruangan kelas rapi dan
bersih dari sampah, debu, bau-bauan dan sebagaianya.
e) Pengaturan cahaya, ventilasi,
akustik, dan warna
Ruangan kelas hendaklah cerah, udaranya segar, bunyi/suara
yang tidak menggema (akustik), serta warna yang mempunyai efek psikologis yang
menggairahkan belajar/bekerja.
3.
Adiministrasi/Tata
Usaha Kelas.
a.
Apakah
tata usaha itu?
Tata usaha/Administrasi adalah suatu
proses pemanfaatan semua sumber material dan personal secara efektif untuk
mencapai tujuan tertentu
b.
Apakah
tata usaha kelas itu?
Tata usaha kelas adalah kegiatan
atau pekerjaan catat-mencatat dan lapor-melapor secara sistematis mengenai
keterangan atau informasi tentang kelas.
Tujuan tata usaha kelas adalah
memberikan keterangan/informasi tentang suatu kelas.
c.
Jenis-jenis
ketatausahaan kelas
1.
Catatan
Kelas
Kriteria yang harus diperhatikan dalam sistem pencatatan
yang baik diantaranya sebagai berikut:
a.
Pencatatan harus kumulatif, yaitu
mencakup sejarah yang lengkap mengenai siswa, mulai memasuki sekolah sampai siswa
tamat dari sekolah.
b.
Pencatatan mudah ditransformasikan,
yaitu mudah dialihkan dalam catatan kumulatif
c.
Pencatatan mengandung data relevan,
yaitu sesuai dan tidak bertentangan dengan keadaan sehari-hari yang nyata.
d.
Pencatatan tidak terlalu banyak
pengulangan
e.
Pencatatan harus tahan lama, yaitu
cukup permanen dan daya tahan yang agak lama.
f.
Pencatatan hendaknya ringkas dab
nerangkum, tetapi lengkap
Jenis-jenis catatan kelas
a.
Catatan
mengenai siswa
Catatan kelas bagi siswa berfungsi sebagai pembimbng dan
penyuluhan siswa secara individual atau klasikal. Catatan mengenai siswa
meliputi :
1.
Daftar
presensi siswa
Daftar ini mengandung catatan kehadiran, ketidak hadiran,
keterlambatan siswa pada setiap mata pelajaran yang diikuti. Daftar ini dibuat
setiap hari selama satu tahun pelajaran.
2.
Catatan
pekerjaan siswa
Catatan pekerjaan siswa ialah catatan mengenai hasil yang
dicapai dan proses yang ditempuh dari tugas di kelas atau di rumah, baik secara
individual maupun kelompok.
3.
Catatan
hasil tes
Catatan hasil psikotes yang telah distandarisasikan dari
setiap siswa di kelasnya, meliputi taraf intelegensi, bakat, sikap, kecepatan,
ketelitian dan sebagainya.
4.
Hasil-hasil
evaluasi guru
Hasil evaluasi atau penilaian guru tehadap siswa dicatat
dalam buku nilai yang bersumber dari : penilaian partisipasi murid dalam
kegiatan kelas, penilaian tugas-tugas yang diberikan (individu/kelompok), serta
penilaian ulangan atau ujian.
5.
Catatan
Anekdot
Catatan anekdot adalah catatan tentang kejadian sehari-hari
mengenai siswa dalam situasi yang kongkret.
6.
Catatan
sosiometris
Catatan sosiosimetris adalah catatan mengenai hubungan antar
siswa dalam kelas. Dengan alat ukur ini, guru dapat mengetahui:
a.
Siswa yang paling tidak disenangi di
kelas (terisolir);
b.
Siswa yang paling disenangi di kelas
(bintang);
c.
Siswa yang merupakan “klik”.
Teknik penyusunannya adalah:
a.
Menyuruh siswa sekelas untuk
menuliskan dua nama temannya yang paling disenanginya;
b.
Dibuat suatu tabulasi;
c.
Dibentuk sosiogram
Dari
data sosiometris ini guru dapat:
a.
Memanfaatkannya bagi kepentingan
bimbingan dan penyuluhan;
b.
Menciptakan iklim belajar yang sehat
dalam berbagai situasi kelompok;
c.
Mencari kader-kader pemimpin
kelompok untuk berbagai kegiatan kelas, kelompok belajar, karyawisata dan
sebagainya.
7.
Catatan
Partisipasi Siswa
Partisipasi yaitu ikut sertanya siswa dalam berbagai kegiatan
kelas, sehingga dapat di evaluasi dan hasilnya dapat di catat dalam buku atau
kartu partisipasi.
Fungsi catatan ini adalah untuk : pembimbingan dan
penyuluhan masing-masing murid dan kepentingan evaluasi guru
g.
Daftar
Pribadi Siswa
Daftar ini bertujuan untuk mencatat pribadi setiap siswa di
suatu kelas. Pencatatannya dilakukan secara kumulatif mencakup sejarah siswa
yang bersangkutan diantaranya:
a.
Identitas siswa
b.
Keadaan jasmani dan kesehatan
c.
Perkembangan nilai dan sikap
d.
Sejarah pendidikan
2.
Catatan
Bagi Guru
Catatan jenis ini adalah catatan yang dibuat oleh guru yang
bermanfaat untuk kepentingan efektivitas pekerjaannya. Catatan bagi kepentingan
guru ialah:
1.
Silabus Mata Pelajaran
2.
Persiapan Mengajar
3.
Buku Batas Pelajaran
4.
Kumpulkan soal ujian dan tugas
5.
Buku nilai
6.
Catatan hasil evaluasi siswa
7.
Buku notula rapat
8.
Buku agenda guru
b. Laporan-laporan kelas (Classroom
Reports)
Laporan Kelas yang harus disusun oleh guru meliputi :
a.
Laporan kepada pimpinan sekolah.
Jenis laporan ini diantaranya :
(1) Persiapan mengajar (6) keuangan kelas
(2) daftar presensi siswa (7) keadaan
usia siswa
(3) laporan hasil pelajaran (8) mutasi siswa, kenaikan
kelas
(4) pengorganisasisn siswa di kelas (9) daftar kelas
(5) inventaris kelas (10) laporan
khusus (kesehatan, dsb).
b.
Laporan kepada orang tua siswa.
Laporan pendidikan kepaa orang tua siswa dibagi atas:
(1) Laporan tentang hasil pendidikan
(2) laporan tentang perkembangan
pendidikan
(3) dialog dengan orang tua/wali siswa.
3.
Alat-Alat
Kelengkapan kelas
Alat kelengkapan kelas diantaranya:
1. Papan tulis 7.
jadwal regu kerja dan piket kelas
2. Kapur tulis, 8.
organisasi kelas
3. Lemari-lemari, 9.
Grafik-grafik Kelas
4. Papan presensi siswa, 10.
Hiasan-hiasan Kelas
5. Papan pengumuman kelas, 11.
Kalender
6. Jadwal pelajaran 12.
Tata Tertib Kelas
B.
Assesment
Pembelajaran SD
1.
Penilaian Pembelajaran
SD berbasis KBK
Penilaian yang dikembangkan dalam KBK adalah penilaian kelas atau
penilaian berbasis kelas. Penilaian kelas adalah proses pengumpulan dan
penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan nilai terhadap hasil belajar
siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret atau
profil kemampuan siswa sesuai dengan daftar kompetensi yang ditetapkan dalam
kurikulum.
Diterapkannya standar kompetensi membawa implikasi pada orientasi dan
strategi penilaian di kelas oleh guru yang lebih menerapkan prinsip-prinsip
pembelajaran tuntas. Penilaian kelas harus bersifat otentik, yakni penilaian
yang menggunakan berbagai metode dan tehnik yang sesuai dengan tujuan dan
proses serta pengalaman belajar siswa. Penilaian kelas harus merupakan bagian
integral dari keseluruhan proses belajar mengajar, agar tujuan dan fungsi
penilaian lebih berdaya guna bagi perbaikan belajar anak, berbagai metode dan
tehnik harus digunakan dalam melakukan penilaian kelas.
Penilaian Berbasis Kelas (disingkat
PBK) merupakan kegiatan pengumpulan informasi tentang proses dan hasil belajar
peserta didik untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang ditetapkan.
PBK bersifat internal, yaitu hanya dilakukan oleh guru yang bersangkutan.
Penilaian tersebut juga merupakan bagian dari kegiatan belajar mengajar sebagai
masukan bagi peningkatan mutu hasil belajar. PBK memberikan kewenangan pada
sekolah untuk menentukan kriteria keberhasilan, cara, dan jenis penilaian. PBK
merupakan salah satu komponen dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. PBK
dilakukan untuk memberikan keseimbangan pada ketiga ranah kognitif, afektif,
dan psikomotor dengan menggunakan berbagai bentuk dan model penilaian secara
resmi maupun tidak resmi dengan berkesinambungan.
Dalam PBK,
penilaian dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar. Oleh
karenanya disebut PBK, dilakukan dengan:
1.
pengumpulan kerja siswa (portofolio)
2. hasil
karya (produk)
3. penugasan
(proyek)
4. kinerja,
unjuk kerja (performance), dan
5. tes
tertulis (paper and pensil).
Kegunaan PBK adalah untuk:
- Umpan balik bagi siswa dalam mengetahui kemampuan dan kekurangannya sehingga menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil belajarnya.
- Memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar siswa sehingga memungkinkan dilakukannya pengayaan dan remediasi untuk memenuhi kebutuhan siswa sesuai dengan kemajuan dan kemampuannya.
- Memberikan masukan kepada guru untuk memperbaiki program pembelajarannya di kelas.
- Memungkinkan siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan walaupun dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda.
- Memberikan informasi yang lebih komunikatif kepada masyarakat tentang efektivitas pendidikan sehingga mereka dapat meningkatkan partisipasinya di bidang pendidikan.
PBK
menganut prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut:
Ø Berorientasi
pada kompetensi
Penilaian
mengacu pada kompetensi yang dimuat dalam kurikulum. Semua kompetensi yang
ditumbuhkembangkan pada diri peserta didik mendapat peluang yang sama untuk
dinilai.
Ø Mengacu pada
patokan
Penilaian mengacu pada hasil belajar
sebagai kriteria ditetapkan (criterion reference assessment). Sekolah
menetapkan kriteria sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.
Ø Ketuntasan
belajar
Pencapaian hasil belajar ditetapkan
dengan ukuran atau tingkat pencapaian kompetensi yang memadai dan dapat
dipertanggungjawabkan sebagai prasyarat penguasaan kompetensi lebih lanjut.
Sekolah dapat menetapkan tingkat ketuntasan belajar sesuai kondisi dan
kebutuhan.
Ø Menggunakan
berbagai cara
Pengumpulan
informasi menggunakan berbagai cara untuk memantau kemajuan dan hasil belajar
peserta didik. Tes maupun non-tes dipergunakan untuk pengumpulan
informasi.
Ø Valid, adil,
terbuka, dan berkesinambungan
Penilaian
memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar peserta didik, adil
terhadap semua peserta didik, terbuka bagi semua pihak, dan dilaksanakan secara
terencana, bertahap, dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang
perkembangan belajar peserta didik sebagai hasil kegiatan belajarnya.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas ,penulis dapat menyimpulkan makalah sebagai berikut:
1.
pengelolaan kelas adalah kegiatan
yang terencana yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk menciptakan
dan mempertahankan kondisi yang optimal, membangun iklim sosio-emosional yang
positif serta menciptakan suasana hubungan interpersonal yang baik.
2.
Tujuan
pengelolaan kelas adalah untuk Membuat siswa belajar
semaksimal mungkin sesuai potensi yang dipunyainya, Menghilangkan atau mereduksi
hambatan-hambatan pembelajaran, Pengaturan
lingkungan fisik, sosial dan emosional sehingga siswa dapat mendukung belajar
siswa, dan untuk Membimbing siswa berdasarkan karakteristik dan
kebutuhan mereka masing-masing.
3. Pengorganisasian kelas Secara umum
dapat dipandang dari dua sudut yaitu dalam arti sempit (tradisional) yakni
kelas dilihat sebatas ruangan tempat sejumlah murid belajar. Sedangkan dalam
arti luas (modern) yaitu suatu masyarakat kecil dari sekolah yang terorganisisr
menjadi unit kerja system belajar mengajar dengan orientasi pencapaian tujuan.
4.
Macam-macam pengorganisasian
kelas menyangkut empat aspek yaitu Organisasi Intrakelas dan
Ekstrakelas, Organisasi Kegiatan Pelajaran, Organisasi Personal Siswa dan Pengaturan Fasilitas Fisik
Siswa.
5.
Penilaian pembelajaran yang dikembangkan dalam KBK
adalah penilaian kelas atau penilaian berbasis kelas. Penilaian kelas adalah
proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan nilai
terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga
didapatkan potret atau profil kemampuan siswa sesuai dengan daftar kompetensi
yang ditetapkan dalam kurikulum.
B.
SARAN
Penulis
berharap makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca mengenai pengelolaan
kelas,pengorganisasian kelas dan penilain pembelajaran di SD. Namun penulis
menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang kontruktif dari prmbaca.
DAFTAR PUSTAKA
tidak ada daftaar pustakanya
ReplyDelete