Monday, 8 June 2015

makalah pengelolaan dan pengorganisasian kelas SD



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah pendidikan
bangsa.
Menurut Mulyasa “Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap  peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni sarana gedung, buku yang  berkualitas, guru dan tenaga kependidikan yang profesional. Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru melaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa atau segala usaha membantu murid dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebaliknya, masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat  berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif. Di kelas, segala aspek pendidikan pengajaran bertemu dan berproses.
Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan sifat-sifat individualnya, kurikulum dengan segala komponennya, dan materi serta sumber  pelajaran dengan segala pokok bahasanya bertemu dan berpadu dan berinteraksi di kelas. Bahkan hasil dari pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh sebab itu sudah selayaknyalah kelas dikelola dengan baik, profesional, dan harus berlangsung terus-menerus.
Djamaroh menyebutkan ”Masalah yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Hal tersebut dikarenakan  
 bahwa dalam satu kelas para siswa adalah merupakan makhluk sosial yang mempunyai latar belakang yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari aspek kecerdasan, pisikologis, biologis. Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar  permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang di maksud dengan pengelolaan kelas?
2.      Apa saja tujuan pengelolaan kelas?
3.      Apa yang dimaksud dengan pengorganisasian kelas?
4.      Apa saja macam-macam pengorganisasian kelas?
5.      Bagaimana penilaian pembelajaran SD berbasis KBK?
C.    Tujuan
1.      Menjelaskan definisi pengelolaan kelas.
2.      Untuk mengetahui tujuan pengelolaan kelas
3.      Menjelaskan definisi pengorganisasian kelas
4.      Untuk mengetahui macam-macam pengorganisasian kelas
5.      Dapat menjelaskan penilaian pembelajaran SD berbasis KBK






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian dan Pengorganisasian di SD
1.      Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas merupakan gabungan dari dua kata yaitu kata pengelolaan dan kata kelas. Pengertian pengelolaan pada umumnya yaitu kegiatan-kegiatan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan dan penilaian. “Pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasaan kepada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan” Dekdibut (dalam Rajman 1997:11). Sedangkan definisi kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pembelajaran dan pembelajar (Hamalik, 2007). Sedangkan Ahmad (1995) menyatakan kelas ialah ruangan belajar dan atau rombongan belajar.
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. (Dr. Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan siswa : 1987 : 68).Menurut E. Komar dan Uus Rusnadi Pengelolaan kelas adalah kegiatan mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran dan menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi.Pengelolaan kelas adalah usaha dari pihak guru untuk menata kehidupan kelas yang dimulai dari perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur dan sumber belajarnya, lingkungannya untuk memaksimalkan efisiensi masalah-masalah yang mungkin timbul. (Cece wijaya dan A. Tabrani Rusyar, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, 1992 : 113)
            Jadi, dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian pengelolaan kelas yaitu kegiatan yang terencana yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal, membangun iklim sosio-emosional yang positif serta menciptakan suasana hubungan interpersonal yang baik. Sehingga diharapkan proses belajar dan mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien, sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Guru harus memiliki kompetensi pengelolaan kelas yang baik agar tercipta suasana belajar yang menarik, menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran dan menciptakan, memelihara, dan mengendalikan kondisi belajar yang optimal bagi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif, serta dapat membangun hubungan sosio-interpersonal yang baik antara guru dengan murid, serta antara murid dengan guru. Dan jika guru tidak memiliki kompetensi pengelolaan kelas yang baik, proses belajar mengajar tidak akan berjalan secara optimal karena kompetensi sangat diperlukan dalam pengelolaan kelas.
Pengaruh kemampuan guru dalam pengelolaan kelas yang baik akan meningkatkan potensi belajar siswa, mutu pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan tersebut, serta mutu proses pembelajaran, hal ini tergantung dari kemampuan guru dalam penyampaian materi kepada siswa. Dan jika guru tidak mempunyai kemampuan pengelolaan kelas yang baik, akan mengakibatkan prestasi belajar siswa rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan dan akan menghambat proses belajar mengajar, karena kondisi kelas yang kurang optimal.
2.       Tujuan Pengelolaan Kelas
 Setiap guru yang melakukan fungsi pengelolaan di dalam kelas tentu mempunyai tujuan-tujuan khusus yang bermuara pada terciptanya kondisi belajar yang ideal selama proses pembelajaran berlangsung. Secara khusus, tujuan-tujuan pengelolaan kelas antara laiun:
a.       Membuat siswa belajar semaksimal mungkin sesuai potensi yang dipunyainya
Setiap guru harus menyadari bahwa semua siswa memiliki potensi belajar yang berbeda-beda. Tugas guru adalah mengoptimalkan potensi yang mereka miliki sehingga dengan pembelajaran yang siswa lakukan, mereka dapat belajar sebaik-baiknya. Manajemen kelas yang baik dan efektif memungkin proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan memungkinkan siswa menggunakan semaksimal mungkin potensi yang mereka miliki.Sebuah kerugian yang besar jika dalam pelaksanaan pengajaran, siswa tidak belajar secara maksimal karena adanya hambatan-hambatan belajar yang diakibatkan karena lemahnya manajemen kelas yang dilakukan oleh guru.
b.      Menghilangkan atau mereduksi hambatan-hambatan pembelajaran
Manajemen kelas yang baik akan dapat menghilangkan atau paling tidak mereduksi (mengurangi) hambatan-hambatan belajar yang selalu akan muncul selama proses pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran dapat terhambat oleh beragam sebab. Di dalam sebuah kelas misalnya, hambatan bisa saja muncul dari salah satu siswa yang mungkin membuat keributan sehingga mengganggu proses pembelajaran seluruh siswa di kelas itu. Guru yang handal akan dapat memanajemen hal ini sehingga hambatan yang muncul karena keributan atau gangguan tersebut tidak berlangsung sampai parah, atau bahkan dapat dihindarkan muncul saat semua siswa aktif belajar.
c.       Pengaturan lingkungan fisik, sosial dan emosional sehingga siswa dapat mendukung belajar siswa
Dalam melakukan manajemen kelas, seorang guru harus dapat mengelola banyak hal. Salah satu hal penting yang berkaitan dan berpengaruh dalam manajemen kelas adalah lingkungan belajar siswa. Lingkungan belajar siswa pada suatu kelas dapat berupa lingkungan fisik seperti bagaimana susunan meja dan kursi, letak papan tulis, letak alat dan bahan, hingga sumber pembelajaran. Selain itu lingkungan sosial dan emosional juga merupakan hal yang amat penting dalam memanajemen kelas. Bagaimana tingkah laku guru di kelasnya akan membentuk atmosfer yang khas. Seharusnya atmosfer yang tercipta adalah atmosfer yang mendukung proses pembelajaran berlangsung efektif. Guru yang ramah, terbuka, dan tanggap terhadap kebutuhan siswanya dan segera memfasilitasi hal-hal pada tempatnya akan dapat membentuk lingkungan sosial emosional yang kondusif untuk pengajarannya dan proses pembelajaran anak.
d.      Membimbing siswa berdasarkan karakteristik dan kebutuhan mereka masing-masing
Siswa datang dari beragam jenis keluarga. Mereka tinggal di lingkungan yang berbeda. Mereka terlahir dari ayah dan ibu yang berbeda, sehingga semua perbedaan itu membentuk karakteristik yang unik pada diri setiap siswa. Ini berarti bahwa tidak ada siswa yang identik. Semuanya berbeda-beda, dan guru harus mampu memenuhi kebutuhan mereka semua dalam kaitan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Menyelami karakteristik setiap siswa akan dapat membawa guru untuk mengerti apa sesungguhnya kebutuhan belajar mereka masing-masing. Manajemen kelas yang dilakukan guru seharusnya akan membantu guru untuk tujuan pemenuhan kebutuhan masing-masing siswa yang berkarakteristik unik ini.
3.      Pengertian Pengorganisasian kelas
Pengorganisasian kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiaknosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam organisasi kelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan seleksi dan kreatif (Lois V.Johnson dan Mary A.Bany, 1970). Organisasi kelas memberi makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas yang optimal. Pengorganisasian kelas Secara umum dapat dipandang dari dua sudut yaitu dalam arti sempit (tradisional) yakni kelas dilihat sebatas ruangan tempat sejumlah murid belajar. Sedangkan dalam arti luas (modern) yaitu suatu masyarakat kecil dari sekolah yang terorganisisr menjadi unit kerja system belajar mengajar dengan orientasi pencapaian tujuan.

4.      Macam-Macam Pengorganisasian Kelas
Pengorganisasian kelas menyangkut empat aspek, yaitu :
1.      Organisasi Intrakelas dan Ekstrakelas
Kegiatan Intrakelas (intrakurikuler) adalah kegiatan pelajaran yang dilaksanakan guru dalam jam sekolah atau ketika berlangsungnya jam pelajaran. Sedangkan Kegoatan ekstrakelas (ekstrakurikuler) adalah kegiatan pelajaran di luar waktu jam sekolah atau jam pelajaran biasa, seperti : kegiatan olahraga, kesenian, kepramukaan, PMR, dan sebagainya.

2.      Organisasi Kegiatan Pelajaran
Guru yang baik dan administrativ minded senantiasa mempersiapkan dirinya dan selalu berencana dalam kegiatan pembelajarannya. Kegiatan administratif pelajaran adalah persiapan pelajaran, pelaksanaan pelajaran dan akhir pelajaran.
a.      Persiapan pelajaran
Kegiatan administrasif pertama dan utama sebagai prasarat mutlak bagi kegiatan guru profesional adalah merencanakan bahan pengajaran. Dalam persiaspan mengajar, guru perlu merumuskan aspek-aspek sebagai berikut :
1.      Tujuan bahan pelajaran, yaitu apa yang hendak dicapai dengan bahan pelajaran ini, di kelas ini,   saat ini.
2.      Skop dan sistematika bahan pelajaran, yaitu lamanya bahan dan urutan bahan yang akan diajarkan.
3.      Metode pengajaran, yaitu cara yang digunakan guru untuk menyampaikan bahan pelajaran.
4.      Alat peraga pelajaran, yang berfungsi melancarkan komunikasi dalam rangka interaksi guru-siswa
5.      Buku Sumber pelajaran yang digunakan guru untuk metode pengajaran atau segi pendidikan yang diajarkan.
6.      Evaluasi pelajaran, yaitu alat-alat evaluasi yang digunakan untuk menilai sejauh mana tujuan pelajaran telah tercapai.

b.      Pelaksanaan pelajaran
Pelaksanaan dari semua yang telah dipersiapkan guru merupaklan puncak evaluasi terhadap kewenangan seorang guru, apakah ia qualified (cakap), semi-qualified (sedang), atau non-qualified (tidak cakap) di bidang keguruan pada umumnya dan bidang manajemen khususnya.
Dari sudut manajerial, proses penyampaian bahan pelajaran dapat menjadi lebih efektif dalam kondisi berikut :
1.      Terciptanya suasana “rapport” yaitu tidak ada kekakuan dan ketegangan di kelas, sehingga suasana kelas terasa luwes atau intim.
2.      Distribusi tanggung jawab terhadap tugas rutin dapat dipercayakan guru kepada siswa sebagai pengalaman belajar yang bermanfaat, misalnya : membagi-bagikan alat pelajaran, mengumpulkan kertas pekerjaan ulangan, menyimpan alat pelajaran, dan sebagainya.
3.      Diskriminasi problem kelas, yaitu membedakan problem-problem yang dihadapi siswa dan memperhitungkan tindakan yang diambil.
4.      Mengembangkan espirit de corps kelas, yaitu kesatuan dan persatuan dalam kelas sehingga terpelihara semangat kelas dan disiplin kelas yang baik dan terwujud kerja sama (cooperation) yang harmonis antgara guru dan siswa juga antara siswa dan siswa.

c.       Akhir pelajaran
Di setiap akhir pelajaran dilaksanakan evaluasi yang bersifat timbal balik, yaitu dari guru kepada siswa dan dari siswa ke murid

3.      Organisasi Personal Siswa
Demi efektivitas manajemen kelas yang baik, siswa perlu diorganisasikan dengan cara berikut:
a.      Pengorganisasian Kelas
Siswa di kelas perlu diorganisasikan sehingga mampu menciptakan pemerintahan sendiri. Hal ini dimaksudkan bahwa guru telah memenuhi fungsi manajerial dalam kepemimpinan, yaitu membina sifat dan kesanggupan untuk memimpin siswanya.
b.      Penempatan Kelas
Dalam penempatan siswa di kelas, perlu diperhatikan faktor-faktor diantaranya : Jenis kelamin dan gangguan indera siswa.
c.       Penugasan Siswa
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam teknik pelaksanaan penugasan siswa yaitu:
1.      Tugas harus sesuai dengan kemampuan siswa
2.      Tidak terlalu banyak memberikan tugas seperti PR. Tugas hendaknya sedikit dan efektif.
3.      Tidak sering memberikan tugas, sesuaikan dengan tujuan pelajaran, situasi dan kondisi.



d.      Pembimbingan Siswa
Bimbingan dan penyuluhan (guidance dan conseling) bagi siswa merupakan fungsi educational yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi manajerial guru.
Tujuan bimbingan dan penyuluhan di sekolah ialah agar siswa dapat mewujudkan dirinya sendiri (self realization), misalnya:
1.      Mengatasi kesulitannya sendiri atas kemampuan sendiri;
2.      Mengambil keputusan sendiri atas tanggung jawabnya sendiri;
3.      Mandiri; dan sebagainya.
Sedangkan pola pembimbingan yang perlu diperhatikan guru ialah:
1.      Pola “authoritative”; guru menganggap dirinya lebih ahli secara aktif dan direktif memberikan pengarahan serta nasihat tanpa banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan pertimbangan;
2.      Pola “non-directive”; siswa diterima guru sebagaimanma adanya dan diberi kesempatan untuk mencurahkan isi hati sebebas-bebasnya tanpa pengarahan;
3.      Pola “non-authoritative”; guru dipandang berwibawa oleh siswa, namun tidak bertindak otoriter.
Dari ketiga pola tersebut, pola “non-authoritative”lah yang harus dikembangkan, pengarahannya dilakukan secara tidak langsung, siswa dibimbing untuk menyadari problemnya, kemudian terarahkan untuk mengatasinya sendiri.

4.     Pengaturan Fasilitas Fisik Siswa
Aspek yang harus diperhatikan dalam pengorganisasian fasilitas fisik kelas adalah pengaturan alat pelajaran, pengaturan ruangan dan tata usaha kelas.



Untuk lebih jelasnya, uraiannya adalah sebagai berikut :
1.      Pengaturan Alat Pelajaran
Alat pelajaran dapat diklasifikasikan menjadi dua , yaitu:
a.       Menurut statusnya:
1.      Permanen (alat yang menetap pada ruangan kelas). Misalnya listrik, papan tulis, dan sebagainya.
2.      Movable (alat yang bisa dipindahkan). Misalnya : meja, kursi, peta, InFocus dan sebagainya.
b.      Menurut fungsinya
Seperti alat –alat audio visual, olahraga, kesenian, kerajinan tangan, kesehatan, alat tulis (kapur, pensil, spidol), alat lukis (jangka, segitiga, mistar), buku pelajaran, grafik, dan sebagainya.
Tujuan pengaturan alat pelajaran agar mudah ditemukan dan lancar digunakan.

2.      Pengaturan ruangan
a)      Penataan ruang dan alat pengajaran
Pengaturan ruang belajar
dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan :
1.  Ukuran dan bentuk kelas
2.    Bentuk serta ukuran bangu dan meja siswa
3.    Jumlah siswa didalam kelas
4.    Jumlah siswa didalam setiap kelompok
5.    Jumlah kelompok didalam kelas
6.    Komposisi siswa dalam kelompok (seperti : siswa pandai dengan siswa kurang pandai. Pria dengan wanita).
7.    Besarnya runagan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan. Jika ruangan tersebut memepergunakan hiasan, pakailah hiasan-hiasan yang mempunyai nilai pendidikan.
b)      Pengaturan tempat duduk
Berdasarkan pengaturan tempat duduk diantaranya :
1.    Berbasis sejajar
2.    Pengelompokan yang terdiri atas 8 – 10 orang
3.    Setengah lingkaran seperti dalam teater
4.    Berbentuk lingkaran
5.    Individual yang biasanya terlihat diruang baca atau perpustakaan
6.    Adanya dan tersedianya ruang yang sifatnya bebas di kelas disamping bangku tempat duduk diatur.
c)             Pemeliharaan keindahan ruangan kelas
Ini dimaksudkan agar ruangan menjadi menyenangkan, indah, menarik dan memberikan kesan artistik. Pada prakteknya siswa dapat dipartisipasikan dalam pemeliharaan keindahan kelasnya.
d)     Pemeliharaan kebersihan ruangan kelas
Selain indah da menarik, hendaknya ruangan kelas rapi dan bersih dari sampah, debu, bau-bauan dan sebagaianya.
e)         Pengaturan cahaya, ventilasi, akustik, dan warna
Ruangan kelas hendaklah cerah, udaranya segar, bunyi/suara yang tidak menggema (akustik), serta warna yang mempunyai efek psikologis yang menggairahkan belajar/bekerja.





3.      Adiministrasi/Tata Usaha Kelas.

a.      Apakah tata usaha itu?
Tata usaha/Administrasi adalah suatu proses pemanfaatan semua sumber material dan personal secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu

b.      Apakah tata usaha kelas itu?
Tata usaha kelas adalah kegiatan atau pekerjaan catat-mencatat dan lapor-melapor secara sistematis mengenai keterangan atau informasi tentang kelas.
Tujuan tata usaha kelas adalah memberikan keterangan/informasi tentang suatu kelas.

c.       Jenis-jenis ketatausahaan kelas
1.    Catatan Kelas
Kriteria yang harus diperhatikan dalam sistem pencatatan yang baik diantaranya  sebagai berikut:
a.       Pencatatan harus kumulatif, yaitu mencakup sejarah yang lengkap mengenai siswa, mulai memasuki sekolah sampai siswa tamat dari sekolah.
b.      Pencatatan mudah ditransformasikan, yaitu mudah dialihkan dalam catatan kumulatif
c.       Pencatatan mengandung data relevan, yaitu sesuai dan tidak bertentangan dengan keadaan sehari-hari yang nyata.
d.      Pencatatan tidak terlalu banyak pengulangan
e.       Pencatatan harus tahan lama, yaitu cukup permanen dan daya tahan yang agak lama.
f.       Pencatatan hendaknya ringkas dab nerangkum, tetapi lengkap
Jenis-jenis catatan kelas
a.      Catatan mengenai siswa
Catatan kelas bagi siswa berfungsi sebagai pembimbng dan penyuluhan siswa secara individual atau klasikal. Catatan mengenai siswa meliputi :
1.        Daftar presensi siswa
Daftar ini mengandung catatan kehadiran, ketidak hadiran, keterlambatan siswa pada setiap mata pelajaran yang diikuti. Daftar ini dibuat setiap hari selama satu tahun pelajaran.
2.        Catatan pekerjaan siswa
Catatan pekerjaan siswa ialah catatan mengenai hasil yang dicapai dan proses yang ditempuh dari tugas di kelas atau di rumah, baik secara individual maupun kelompok.
3.        Catatan hasil tes
Catatan hasil psikotes yang telah distandarisasikan dari setiap siswa di kelasnya, meliputi taraf intelegensi, bakat, sikap, kecepatan, ketelitian dan sebagainya.
4.        Hasil-hasil evaluasi guru
Hasil evaluasi atau penilaian guru tehadap siswa dicatat dalam buku nilai yang bersumber dari : penilaian partisipasi murid dalam kegiatan kelas, penilaian tugas-tugas yang diberikan (individu/kelompok), serta penilaian ulangan atau ujian.
5.        Catatan Anekdot
Catatan anekdot adalah catatan tentang kejadian sehari-hari mengenai siswa dalam situasi yang kongkret.
6.        Catatan sosiometris
Catatan sosiosimetris adalah catatan mengenai hubungan antar siswa dalam kelas. Dengan alat ukur ini, guru dapat mengetahui:
a.       Siswa yang paling tidak disenangi di kelas (terisolir);
b.      Siswa yang paling disenangi di kelas (bintang);
c.       Siswa yang merupakan “klik”.
Teknik penyusunannya adalah:
a.       Menyuruh siswa sekelas untuk menuliskan dua nama temannya yang paling disenanginya;
b.      Dibuat suatu tabulasi;
c.       Dibentuk sosiogram
Dari data sosiometris ini guru dapat:
a.         Memanfaatkannya bagi kepentingan bimbingan dan penyuluhan;
b.        Menciptakan iklim belajar yang sehat dalam berbagai situasi kelompok;
c.         Mencari kader-kader pemimpin kelompok untuk berbagai kegiatan kelas, kelompok belajar, karyawisata dan sebagainya.
7.        Catatan Partisipasi Siswa
Partisipasi yaitu ikut sertanya siswa dalam berbagai kegiatan kelas, sehingga dapat di evaluasi dan hasilnya dapat di catat dalam buku atau kartu partisipasi.
Fungsi catatan ini adalah untuk : pembimbingan dan penyuluhan masing-masing murid dan kepentingan evaluasi guru
g.      Daftar Pribadi Siswa
Daftar ini bertujuan untuk mencatat pribadi setiap siswa di suatu kelas. Pencatatannya dilakukan secara kumulatif mencakup sejarah siswa yang bersangkutan diantaranya:
a.         Identitas siswa
b.        Keadaan jasmani dan kesehatan
c.         Perkembangan nilai dan sikap
d.        Sejarah pendidikan

2.      Catatan Bagi Guru
Catatan jenis ini adalah catatan yang dibuat oleh guru yang bermanfaat untuk kepentingan efektivitas pekerjaannya. Catatan bagi kepentingan guru ialah:
1.      Silabus Mata Pelajaran
2.      Persiapan Mengajar
3.      Buku Batas Pelajaran
4.      Kumpulkan soal ujian dan tugas
5.      Buku nilai
6.      Catatan hasil evaluasi siswa
7.      Buku notula rapat
8.      Buku agenda guru
b. Laporan-laporan kelas (Classroom Reports)
Laporan Kelas yang harus disusun oleh guru meliputi :
a.       Laporan kepada pimpinan sekolah. Jenis laporan ini diantaranya :
(1)   Persiapan mengajar                            (6) keuangan kelas
(2)   daftar presensi siswa                                     (7) keadaan usia siswa
(3)   laporan hasil pelajaran                       (8) mutasi siswa, kenaikan kelas
(4)   pengorganisasisn siswa di kelas         (9) daftar kelas
(5)   inventaris kelas                                  (10) laporan khusus (kesehatan, dsb).
b.      Laporan kepada orang tua siswa. Laporan pendidikan kepaa orang tua siswa dibagi atas:
(1)   Laporan tentang hasil pendidikan
(2)   laporan tentang perkembangan pendidikan
(3)   dialog dengan orang tua/wali siswa.

3.      Alat-Alat Kelengkapan kelas
Alat kelengkapan kelas diantaranya:
1. Papan tulis                                             7. jadwal regu kerja dan piket kelas
2. Kapur tulis,                                           8. organisasi kelas
3. Lemari-lemari,                                       9. Grafik-grafik Kelas
4. Papan presensi siswa,                            10. Hiasan-hiasan Kelas
5. Papan pengumuman kelas,                    11. Kalender
6. Jadwal pelajaran                                    12. Tata Tertib Kelas

B.     Assesment Pembelajaran SD
1.      Penilaian Pembelajaran SD berbasis KBK
Penilaian yang dikembangkan dalam KBK adalah penilaian kelas atau penilaian berbasis kelas. Penilaian kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan nilai terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret atau profil kemampuan siswa sesuai dengan daftar kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum.
Diterapkannya standar kompetensi membawa implikasi pada orientasi dan strategi penilaian di kelas oleh guru yang lebih menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran tuntas. Penilaian kelas harus bersifat otentik, yakni penilaian yang menggunakan berbagai metode dan tehnik yang sesuai dengan tujuan dan proses serta pengalaman belajar siswa. Penilaian kelas harus merupakan bagian integral dari keseluruhan proses belajar mengajar, agar tujuan dan fungsi penilaian lebih berdaya guna bagi perbaikan belajar anak, berbagai metode dan tehnik harus digunakan dalam melakukan penilaian kelas.
Penilaian Berbasis Kelas (disingkat PBK) merupakan kegiatan pengumpulan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang ditetapkan. PBK bersifat internal, yaitu hanya dilakukan oleh guru yang bersangkutan. Penilaian tersebut juga merupakan bagian dari kegiatan belajar mengajar sebagai masukan bagi peningkatan mutu hasil belajar. PBK memberikan kewenangan pada sekolah untuk menentukan kriteria keberhasilan, cara, dan jenis penilaian. PBK merupakan salah satu komponen dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. PBK dilakukan untuk memberikan keseimbangan pada ketiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dengan menggunakan berbagai bentuk dan model penilaian secara resmi maupun tidak resmi dengan berkesinambungan.
Dalam PBK, penilaian dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar. Oleh karenanya disebut PBK, dilakukan dengan:
1. pengumpulan kerja siswa (portofolio)
2. hasil karya (produk)
3. penugasan (proyek)
4. kinerja, unjuk kerja (performance), dan
5. tes tertulis (paper and pensil).
Kegunaan PBK adalah untuk:
  1. Umpan balik bagi siswa dalam mengetahui kemampuan dan kekurangannya sehingga menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil belajarnya.
  2. Memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar siswa sehingga memungkinkan dilakukannya pengayaan dan remediasi untuk memenuhi kebutuhan siswa sesuai dengan kemajuan dan kemampuannya.
  3. Memberikan masukan kepada guru untuk memperbaiki program pembelajarannya di kelas.
  4. Memungkinkan siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan walaupun dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda.
  5. Memberikan informasi yang lebih komunikatif kepada masyarakat tentang efektivitas pendidikan sehingga mereka dapat meningkatkan partisipasinya di bidang pendidikan.
PBK menganut prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut:
Ø Berorientasi pada kompetensi
Penilaian mengacu pada kompetensi yang dimuat dalam kurikulum. Semua kompetensi yang ditumbuhkembangkan pada diri peserta didik mendapat peluang yang sama untuk dinilai.

Ø Mengacu pada patokan
Penilaian mengacu pada hasil belajar sebagai kriteria ditetapkan (criterion reference assessment). Sekolah menetapkan kriteria sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.
Ø Ketuntasan belajar
Pencapaian hasil belajar ditetapkan dengan ukuran atau tingkat pencapaian kompetensi yang memadai dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai prasyarat penguasaan kompetensi lebih lanjut. Sekolah dapat menetapkan tingkat ketuntasan belajar sesuai kondisi dan kebutuhan.
Ø Menggunakan berbagai cara
Pengumpulan informasi menggunakan berbagai cara untuk memantau kemajuan dan hasil belajar peserta didik. Tes maupun non-tes dipergunakan untuk pengumpulan informasi.
Ø Valid, adil, terbuka, dan berkesinambungan
Penilaian memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar peserta didik, adil terhadap semua peserta didik, terbuka bagi semua pihak, dan dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar peserta didik sebagai hasil kegiatan belajarnya.








BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

     Berdasarkan uraian diatas ,penulis dapat menyimpulkan makalah sebagai berikut:
1.      pengelolaan kelas adalah kegiatan yang terencana yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal, membangun iklim sosio-emosional yang positif serta menciptakan suasana hubungan interpersonal yang baik.
2.      Tujuan pengelolaan kelas adalah untuk Membuat siswa belajar semaksimal mungkin sesuai potensi yang dipunyainya, Menghilangkan atau mereduksi hambatan-hambatan pembelajaran, Pengaturan lingkungan fisik, sosial dan emosional sehingga siswa dapat mendukung belajar siswa, dan untuk Membimbing siswa berdasarkan karakteristik dan kebutuhan mereka masing-masing.
3.      Pengorganisasian kelas Secara umum dapat dipandang dari dua sudut yaitu dalam arti sempit (tradisional) yakni kelas dilihat sebatas ruangan tempat sejumlah murid belajar. Sedangkan dalam arti luas (modern) yaitu suatu masyarakat kecil dari sekolah yang terorganisisr menjadi unit kerja system belajar mengajar dengan orientasi pencapaian tujuan.
4.      Macam-macam pengorganisasian kelas menyangkut empat aspek yaitu Organisasi Intrakelas dan Ekstrakelas, Organisasi Kegiatan Pelajaran, Organisasi Personal Siswa dan Pengaturan Fasilitas Fisik Siswa.
5.      Penilaian pembelajaran yang dikembangkan dalam KBK adalah penilaian kelas atau penilaian berbasis kelas. Penilaian kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan nilai terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret atau profil kemampuan siswa sesuai dengan daftar kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum.
B.     SARAN
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca mengenai pengelolaan kelas,pengorganisasian kelas dan penilain pembelajaran di SD. Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang kontruktif dari prmbaca.









DAFTAR PUSTAKA



1 comment: